Jumat 14 May 2021 22:56 WIB

Di Balik Serangan Terbaru Israel di Palestina

Ekstremis di Israel memanfaatkan posisi genting Perdana Menteri Benjamin Netanyahu

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
 Warga Palestina menghadiri pemakaman 15 orang yang tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, 13 Mei 2021.
Foto:

Titik konflik

Area permukiman tersebut telah menjadi titik konflik antara warga Palestina dan pemukim Yahudi sejak 1948, bahkan sebelum kota itu diduduki militer Israel pada 1967.

Pasalnya, Israel ingin menambah 200 unit permukiman di daerah tersebut.

Di pintu masuk Sheikh Jarrah, penghalang jalan telah dipasang. Polisi mengizinkan para pemukim bersenjata untuk bergerak bebas, tetapi mereka tidak mengizinkan orang Palestina yang tidak bersenjata untuk memasuki daerah tersebut.

“Pasukan pendudukan yakin menjaga area dengan cara seperti itu sudah cukup untuk menenangkan para pemukim. Keangkuhan mereka itu mengarah pada kekerasan orang-orang Palestina di Sheikh Jarrah, Gerbang Damaskus, dan kompleks al-Aqsa," kata sejarawan dan sosiolog Khaled Odehtallah.

Pada Senin pagi, pasukan Israel yang bersenjata berat menyerbu kompleks Masjid al-Aqsa.

Mereka menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut ke arah warga Palestina hingga melukai lebih dari 300 orang.

“Kompleks al-Aqsa dan Gerbang Damaskus merupakan tempat berkumpulnya muda-mudi Palestina. Pasukan pendudukan berupaya menekan kehadiran mereka,” tambah dia.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement