Senin 17 May 2021 06:05 WIB

Tentara Myanmar Coba Akhiri Pemberontakan di Kota Mindat

Pertempuran di Mindat menegaskan kekacauan yang semakin tumbuh di Myanmar.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
Ilustrasi: Tentara Myanmar.
Foto:

Milisi dari Chinland Defence Force telah ditarik mundur setelah bala bantuan militer maju dengan pengeboman artileri dan serangan helikopter. Hal itu diungkapkan oleh seorang anggota pemerintah lokal yang dibentuk oleh pihak posisi junta.

Pertempuran itu telah memakan korban jiwa dari kalangan sipil. Akan tetapi, tidak bisa dipastikan berapa jumlah warga sipil yang telah menjadi korban.

Dokter Sasa sebagai menteri kerjasama internasional dalam bayangan Pemerintah persatuan Nasional yang dibentuk untuk menyaingi junta turut berkomentar. Dokter Sasa mengatakan ada lima warga sipil yang tewas di Mindat dalam kurun waktu dua hari ini.

Menurut sebuah grup advokasi, setidaknya ada 788 korban yang terbunuh oleh pasukan keamanan junta dalam tindakan keras terhadap kasi protes yang menentang pemerintahannya. Pihak militer yang membantah angka tersebut memberlakukan pembatasan ketat terhadap media, informasi, dan internet sehingga media tak dapat secara independen memverifikasi jumlah korban dan penangkapan.

Juru bicara junta Zaw Min Tun mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ada 63 orang yang terbunuh dalam beberapa situasi yang dia sebut sebagai "serangan teroris" oleh pihak oposisi. Saat ini, protes antijunta sudah dilakukan di pusat kota Myanmar dan beberapa kota lain pada Sabtu lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement