Selasa 08 Jun 2021 15:23 WIB

Mongolia akan Pilih Presiden di Tengah Pembatasan Covid-19

Rakyat Mongolia akan memilih presiden keenam yang dipilih secara demokratis

Red: Nur Aini
Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia.
Foto:

Parlemen yang dikendalikan MPP setuju untuk memberikan wewenang kepada Battulga untuk memecat dan mengganti hakim dan pejabat anti korupsi, yang dilihat oleh para kritikus sebagai bagian dari perebutan kekuasaan yang lebih luas. Baik partai maupun Khurelsukh tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Mongolia tanpa diktator Slogan kampanye Partai Demokrat tahun ini adalah "Mongolia tanpa Kediktatoran", dan kandidat Erdene mengatakan kepada Reuters bahwa kemenangan MPP akan membuat negara itu bergeser lebih jauh menuju negara satu partai.

"Hari ini jika Anda bukan anggota (MPP), jika Anda tidak berafiliasi dengan partai yang berkuasa, tidak mungkin lagi melakukan bisnis yang Anda pilih, mempelajari apa yang Anda pilih dan hidup dengan cara yang Anda pilih."

Kedua partai besar itu saling menuduh terkait merusak demokrasi Mongolia yang sudah berusia 30 tahun. "Kedua pihak benar," kata Sumati Luvsandendev, seorang analis politik dan lembaga survei di Sant Maral Foundation, sebuah konsultan Mongolia.

"Kedua belah pihak 'merusak demokrasi' dan tidak mudah untuk mengatakan pihak mana yang lebih baik."

Sumati berharap MPP bisa keluar sebagai pemenang."Kampanye (Partai Demokrat) tidak ada, sementara orang luar Enkhbat cukup baik dalam mengkonsolidasikan suara protes di daerah perkotaan ... (tetapi) peluangnya melawan sistem MPP yang perkasa sangat kecil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement