Jumat 18 Jun 2021 17:37 WIB

Ebrahim Raisi, Kandidat Kuat Calon Presiden Iran

Raisi disebut media Barat sebagai calon yang dekat dengan kalangan garis keras.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Di kiri, seorang warga memegang poster, Ebrahim Raisi.
Foto:

Menurut kelompok hak asasi manusia, Raisi memiliki peran dalam penindasan terhadap kerusuhan pada 2009. Iran tidak pernah mengakui eksekusi massal tersebut, dan Raisi sendiri tidak pernah secara terbuka menyampaikan pernyataan terkait tuduhan tentang perannya. Media Iran menyebut Raisi sebagai calon pengganti Khamenei yang akan berusia 82 tahun pada bulan depan.

Pesaing utama Raisi adalah seorang teknokrat pragmatis sekaligus mantan gubernur bank sentral Abdolnaser Hemmati. Dalam kampanye presiden, Hemmati mengatakan, kemenangan garis keras akan meningkatkan sanksi internasional terhadap Iran.

Hemmati berusaha menciptakan gelombang populer di hari-hari terakhir kampanye dengan peringatan yang semakin putus asa tentang isolasi internasional Iran dan kudeta yang efektif. Dia mengatakan musuh terbesarnya bukanlah kandidat lain, tetapi sikap apatis dan kekecewaan lebih dari satu dekade setelah aksi protes dalam pemilihan 2009 yang disengketakan.

"Apa yang terjadi pada pemuda kita selama 12 tahun ini yang mengubah nyanyian mereka dari 'Di mana suara saya?' menjadi 'Tidak mungkin saya memilih'?" ujar Hemmati, dilansir the Guardian.

Hemmati perlu mencegah Raisi mengamankan 50 persen suara di putaran pertama dari empat kandidat, untuk mengamankan putaran kedua. Hasilnya pemilihan presiden akan diketahui pada Sabtu (19/6).

Jajak pendapat menunjukkan Hemmati menempati urutan kedua setelah Raisi. Hemmati tidak memiliki pengalaman dalam bidang politik, namun dia dipandang sebagai satu-satunya ancaman serius bagi kemenangan Raisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement