REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Amerika Serikat (AS) masih mengkaji permintaan bantuan pasukan keamanan oleh Perdana Menteri sementara Haiti Claude Joseph. Haiti meminta AS untuk membantu mengamankan infrastruktur utama setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
Pada Senin (12/7), juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, kepemimpinan politik Haiti masih belum jelas. Sehingga sangat penting bagi para pemimpin negara itu untuk bersama-sama memetakan jalan ke depannya.
"Ada ketidakjelasan tentang masa depan kepemimpinan politik," kata Psaki.
Warga Haiti berencana menggelar aksi protes terhadap Perdana Menteri sementar Claude Joseph. Hak Joseph untuk memimpin negara telah ditentang oleh dua politisi senior lainnya, yaitu Perdana Menteri yang Ditunjuk Ariel Henry dan Presiden Senat Joseph Lambert.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Emily Horne, mengatakan, delegasi AS mengadakan pertemuan bersama dengan Joseph, Henry, dan Lambert. Selama pembicaraan, perwakilan AS mendorong dialog terbuka dan konstruktif untuk mencapai kesepakatan yang memungkinkan Haiti menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil.
Moise ditembak mati pada Rabu pagi di rumahnya di Port-au-Prince. Otoritas Haiti mengatakan, pembunuhan dilakukan oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 26 orang warga Kolombia dan dua orang warga Amerika Haiti. Kematian Moise telah menjerumuskan Haiti ke dalam kekacauan.
Sebelumnya, AS mengirim tim pakar keamanan dan penegakan hukum ke Haiti untuk melakukan peninjauan. Pentagon pada Ahad (11/7) mengatakan, tim tersebut akan menilai bantuan apa saja yang akan diberikan kepada Haiti setelah terjadi tragedi pembunuhan Presiden Moise.
"Hari ini, tim antar-lembaga yang terdiri dari Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI sedang menuju ke Haiti, untuk melihat apa yang bisa kami lakukan untuk membantu proses investigasi," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada Fox News Sunday.
"Kami akan membantu mereka menyelidiki insiden ini dan mencari tahu siapa yang bersalah, serta meminta pertanggungjawaban mereka," kata Kirby menambahkan.
Tidak diketahui berapa lama tim AS akan tetap berada di Haiti. Pejabat pemerintah mengatakan, Washington juga akan berkonsultasi dengan mitra regionalnya dan PBB.
"Kami sedang menganalisisnya seperti halnya permintaan bantuan lainnya di Pentagon. Ini akan melalui peninjauan," ujar Kirby.