Selasa 27 Jul 2021 21:22 WIB

HRW Beberkan Dosa Israel Serang Palestina

Kejahatan perang Israel yang cukup serius terjadi pada 16 Mei.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.
Foto:

HRW mengatakan serangan udara Israel menghancurkan tiga gedung apartemen dan menewaskan 44 orang warga sipil termasuk 18 anak-anak dan 14 perempuan. Dua puluh dua orang korban jiwa adalah anggota satu keluarga, al-Kawlak.

Israel mengatakan serangan tersebut mengincar terowongan yang digunakan pejuang Hamas di daerah tersebut. Mereka mengaku tidak sengaja merusak rumah warga sipil.

Dalam penyelidikannya HRW menemukan Israel menggunakan bom kendali berpresisi GBU-31 buatan Amerika Serikat (AS) dan tidak memperingatkan warga di sekitar target serangan untuk melakukan evakuasi. Selain itu juga tidak terbukti ada target militer di lokasi serangan. "Serangan yang tidak mengarah langsung ke objek militer yang spesifik adalah pelanggaran hukum," kata HRW.

HRW juga menyelidiki ledakan 10 Mei yang menewaskan delapan orang termasuk enam orang anak-anak di dekat utara Kota Beit Hanoun, Gaza. Organisasi kemanusiaan it mengatakan dua orang dewasa yang menjadi korban jiwa adalah warga sipil.

Israel mengatakan, ledakan tersebut disebabkan roket Palestina yang gagal meluncur. Tapi berdasarkan penyelidikan amunisi dan kesaksian saksi mata, HRW mengatakan bukti menunjukkan senjata yang digunakan adalah 'jenis senjata kendali' “Human Rights Watch menemukan tidak ada bukti target militer di lokasi atau dekat lokasi serangan," kata organisasi tersebut.

Serangan ketiga yang diselidiki HRW adalah serangan 15 Mei. Ketika serangan udara Israel menghancurkan gedung tiga lantai di kamp pengungsi Shati, Gaza. Serangan tersebut menewaskan 10 orang yang terdiri dua orang perempuan dan delapan orang anak-anak.

Penyidik HRW menetapkan gedung tersebut ditembak rudal kendali buatan AS. Israel mengatakan pejabat tinggi Hamas bersembunyi di gedung itu tapi HRW mengatakan tidak ada bukti target militer di lokasi atau di dekat lokasi serangan.

Mereka mendesak penyelidikan untuk menentukan apakah memang benar ada objek militer di gedung tersebut dan apakah Israel sudah melakukan 'tindak pencegahan yang layak' untuk menghindari korban sipil.

Konflik bulan Mei lalu adalah konflik keempat antara Israel dan Hamas sejak kelompok bersenjata itu menguasai Gaza pada tahun 2007. Human Rights Watch, organisasi hak asasi manusia yang lain dan PBB sudah menuduh kedua belah pihak melakukan kejahatan perang di empat konflik tersebut.

Pada awal tahun ini HRW menuduh Israel bersalah atas kejahatan perang atas tindakan apartheid dan persekusi karena kebijakan-kebijakan diskriminatif pada warga Palestina. Baik yang tinggal di Israel maupun di wilayah pendudukan seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel membantah tuduhan tersebut. Dalam laporannya HRW meminta AS memberikan bantuan keamanan ke Israel agar 'mengambil tindakan nyata dan dapat diverifikasi' dalam mematuhi hukum hak asasi manusia internasional dan menyelidiki pelanggaran hak asasi di masa lalu.

HRW juga mendesak ICC untuk memasukan serangan ke Gaza dalam penyelidikan kejahatan perang Israel dan kelompok bersenjata Palestina yang saat ini sedang dilakukan. Israel tidak mengakui yurisdiksi ICC.

Israel mengatakan, mereka mampu menyelidiki sendiri pelanggaran yang dilakukan tentara mereka. Menurut Israel penyelidikan ICC tidak adil dan bermotif politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement