Ahad 01 Aug 2021 07:20 WIB

Putra Muammar Gaddafi Kembali ke Politik Libya

Putra Muammar Gaddafi diam-diam mengatur kembali kekuatan politik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Saif Al Islam Gaddafi
Foto:

Tentang kepergiannya selama bertahun-tahun, The New York Times melaporkan bahwa sepuluh tahun yang lalu, sekelompok pria bersenjata mencegat konvoi kecil di dekat kota Ubari di Libya. Konvoi itu mencoba melarikan diri ke selatan menuju Niger.

Ketika dilakukan pemeriksaan, kelompok tersebut menemukan seorang pemuda botak menutupi tubuhnya. Sementara tangan kanan pemuda itu dibalut dengan perban. Pada akhirnya kelompok bersenjata tersebut mengetahui bahwa pemuda itu adalah Saif Al-Islam.

Ketika itu, Saif Al-Islam sedang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional. Dia dianggap sebagai sandera yang berharga, sehingga kelompok bersenjata itu menahannya sampai setelah pemilu 2012. Keemudian mereka membebaskan Saif Al-Islam setelah perkembangan yang terjadi di Libya. Selama Saif Al- Islam ditahan tidak ada yang tahu keberadaannya. 

The New York Times mengutip Saif Al-Islam melaporkan bahwa, para militan yang menangkapnya sepuluh tahun lalu telah kecewa dengan revolusi. Hal itu membuat Saif Al-Islam akhirnya menyadari bahwa dia bisa menjadi sekutu yang kuat bagi mereka.

Pendukung mantan rezim Libya bercita-cita untuk kembali berkuasa melalui rekonsiliasi nasional, serta pemilihan presiden dan parlemen yang dijadwalkan pada akhir tahun 202.

Meskipun skenario itu tidak mungkin, loyalis Gaddafi tidak menyembunyikan keinginan mereka untuk mencalonkan Saif Al-Islam sebagai presiden berikutnya. Sepupu Saif Al-Islam, Ahmed Gaddaf Al-Dam telah mempertahankan kekayaannya. Hal itu akan memungkinkan Ahmed Gaddaf untuk membiayai Saif Al-Islam agar kembali berkuasa. Rakyat Libya yang berpartisipasi dalam revolusi pada 17 Februari 2011, dan menggulingkan rezim Gaddafi, khawatir bahwa putranya akan membalas dendam ketika kembali terjun ke politik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement