Selasa 03 Aug 2021 22:30 WIB

China Pakai Teknologi Rudal Balistik Latih Atlet Olimpiade

China Aerospace Science and Technology Corporation ambil bagian dalam pelatihan atlet

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Tim China Junxuan Yang, Muhan Tang, Yufei Zhang dan Bingjie Li merayakan dengan medali emas mereka setelah Final Estafet Gaya Bebas 4 x 200m Putri selama acara Renang Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo Aquatics Center di Tokyo, Jepang, 29 Juli 2021
Foto:

CASC mengecilkan seluruh sistem yang beratnya hanya beberapa gram. Para perenang China kemudian disuruh memakainya dan duduk di terowongan angin dan berlatih berenang melawan angin. Hasil simulasi ini membantu dalam mengembangkan rekomendasi untuk perenang, sehingga memungkinkan mereka lebih meningkatkan gaya dan teknik mereka.

Diyakini bahwa teknologi kedirgantaraan telah digunakan untuk melatih para atlet China yang berkompetisi dalam mendayung juga. Banyak pendayung China diyakini telah dilatih oleh CASC.

CASC dilaporkan mengembangkan platform pengukur gaya tiga dimensi. Platform ini membantu dalam mengukur hambatan aerodinamis para pendayung China yang menggunakan kombinasi pemain yang berbeda serta kombinasi gerakan.

Pelatihan dengan bantuan teknologi aerodinamis ini tampaknya telah membantu tim dayung China di Olimpiade. Sebab tim quadruple putri mengantongi emas, sementara tim sculls ganda putra meraih perunggu.

Teknologi kedirgantaraan sebenarnya telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat China selama hampir 50 tahun, termasuk aplikasi satelit, konservasi energi dan peralatan perlindungan lingkungan, material canggih, dan produk informasi elektronik. Pernyataan itu dilontarkan pakar kedirgantaraan China kepada Global Times.

China bukan negara pertama yang menggunakan teknologi dalam melatih perenangnya. AS juga telah menggunakan berbagai jenis teknologi untuk membantu meningkatkan kinerja perenangnya di Olimpiade.

Menjelang Olimpiade Beijing 2008, tim renang AS berlatih menggunakan peralatan dan teknik matematika yang sangat rahasia dan canggih yang dikembangkan oleh profesor Timothy Wei dari Departemen Teknik Mesin, Dirgantara, dan Nuklir Rensselaer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement