REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Pemilihan presiden Haiti, yang diadakan untuk menggantikan Presiden Jovenel Moise yang dibunuh pada Juli, telah ditunda hingga 7 November mendatang. Hal itu menurut media lokal pada Rabu (11/8).
Kasus pembunuhan presiden Jovenel Moise telah menjerumuskan Haiti ke dalam kekacauan politik. Dokumen yang tampaknya dikeluarkan oleh pemerintah yang beredar di media sosial pada Rabu (11/8) mengungkapkan penundaan pemilihan presiden dan legislatif, serta referendum konstitusi, yang sebelumnya dijadwalkan pada 26 September. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian dokumen itu secara independen.
Dewan pemilihan umum Haiti pun belum menjawab permintaan komentar. Perdana menteri baru Haiti, Ariel Henry, mengatakan pada akhir Juli bahwa pemerintah berencana untuk menciptakan kondisi kondusif bagi negara Karibia itu untuk mengadakan pemilihan umum secepat mungkin. Negara-negara Barat telah mendorong Haiti, negara termiskin di Amerika, untuk memilih kepemimpinan baru sedini mungkin untuk memberikan legitimasi demokratis kepada pemerintah.