Selasa 31 Aug 2021 15:59 WIB

Pemulihan Ekonomi Tentukan Nasib PM Baru Malaysia

Ismail Sabri mendesak para menterinya membuktikan pencapaian dalam 100 hari pertama

Red: Nur Aini
Para ahli Malaysia menyatakan pemerintahan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob akan ditentukan kemampuannya dalam mengatasi Covid-19 dan masalah ekonomi.

Dalam pidato Hari Kemerdekaan Malaysia ke-64 pada Senin malam, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob berharap hari kemerdekaan tahun ini menjadi yang terakhir dirayakan di bawah pandemi Covid-19.

Menyoroti perjuangan kemerdekaan negara, Ismail meminta semua warga Malaysia untuk berperan memerangi Covid-19, termasuk memastikan mereka menjalani vaksinasi Covid-19.

“Keberhasilan ini akan memungkinkan kita untuk membuka jalan bagi pemulihan ekonomi negara dalam norma baru. Ekonomi harus dipulihkan, kesejahteraan rakyat harus ditingkatkan, kepercayaan investor harus dipulihkan,” ucap dia.

Laporan departemen statistik Malaysia pada pertengahan Agustus lalu mengungkapkan bahwa ekonomi negara itu pada kuartal II-2021 (Q2 2021) naik hingga 16,1 persen secara year-on-year (Y-o-Y).

Namun dari sisi pengangguran, tingkat pengangguran Malaysia melonjak menjadi 4,8 persen per Juni 2021 atau 768.700 orang.

Jumlah ini naik dari 4,5 persen pada Mei 2021 dengan 728.100 menganggur.

Ahli politik Malaysia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sudarnoto Abdul Hakim berpandangan pemulihan ekonomi menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Ismail Sabri dalam memimpin Malaysia.

Meski telah mengeluarkan stimulus ekonomi sebesar RM 250 miliar atau USD 60 miliar pada 2020, kata Sudarnoto, kesulitan dan kesengsaraan ekonomi masih terjadi di tengah masyarakat Malaysia.

“Nasib politiknya, sangat tergantung kepada kemampuan pemerintah untuk mengatasi persoalan pandemi ini. Jika pandemi mengganas karena pemerintah yang tidak efektif, bisa jadi PM Ismail akan mengalami nasib yang sama dengan Muhyiddin,” kata Sudarnoto kepada Anadolu Agency pada Selasa.

Sebelumnya, ringgit Malaysia sempat jatuh ke level terendah dalam satu tahun dan saham di Kuala Lumpur tergelincir di tengah isu mundurnya Muhyiddin Yassin sebagai PM pada pertengahan Agustus lalu.

 

--Persatuan politik

Selain itu, menurut Sudarnoto, Partai United Malay National Organization (UMNO) yang kembali berkuasa dengan terpilihnya Ismail menjadi pertaruhan untuk membuktikan Malaysia menjadi lebih baik kedepannya.

Menurut Sudarnoto, pemerintahan Ismail seharusnya menjadi lebih terbuka dengan merangkul pihak oposisi dan kelompok civil society di tengah situasi sulit saat ini.

“Rencana awal PM Ismail mengikut sertakan oposisi untuk menjadi satu tim menghadapi pandemi, gejolak ekonomi dan politik paling tidak hingga tahun 2023 sebetulnya bagus. Akan tetapi, niat ini diurungkan,” terang Sudarnoto.

Dalam pernyataan Hari Kemerdekaan pada Selasa, Raja Malaysia berpesan kepada masyarakat untuk menyadari bahwa upaya penanggulangan wabah memerlukan persatuan dan kesatuan seluruh rakyat, pemimpin dan pemerintah dengan mengenyampingkan perbedaan pendapat dan perselisihan politik.

“Sehingga terjalin simbiosis yang erat antara semua dalam memperjuangkan kemerdekaan dari pandemi yang melanda,” ujar pernyataan Istana Raja Malaysia.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/ahli-100-hari-kabinet-pemulihan-ekonomi-tentukan-nasib-pm-ismail-sabri/2351106
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement