Rabu 08 Sep 2021 11:05 WIB

Presiden Brasil Kumpulkan Pendukung di Tengah Krisis Politik

Presiden Brasil terlibat perselisihan dengan Mahkamah Agung

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Presiden Brasil Jair Bolsonaro berbicara kepada para pendukungnya di luar istana kepresidenan Planalto di Brasilia, Brasil, Senin, 6 September 2021.
Foto:

Beberapa mengatakan khawatir Bolsonaro dapat mempersiapkan versi lain dari insiden kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 6 Januari lalu, tepatnya di Ibu Kota Washington, di mana para pendukung mantan presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol. Saat itu, mereka menuduh bahwa Trump telah dicurangi dalam pemilihan untuk masa jabatan keduanya tersebut. 

 

Seperti Trump, Bolsonaro terpilih dengan janji untuk mengejar kelas politik yang korup dan mengakar. Dia juga mengatakan dia mungkin menolak hasil pemilu Brasil pada 2022 mendatang, jika ia kalah. Di sepanjang esplanade Brasilia, ada suasana meriah, dengan minuman dingin dan aroma daging panggang.

Setidaknya 100 polisi militer dengan perisai anti huru hara berdiri di depan Gadung Kongres dan puluhan membentuk dua garis di belakang barikade di jalan menuju Mahkamah Agung. Setidaknya dua kali, kelompok demonstran mencoba melewati penghalang, tetapi petugas memukul mundur mereka dengan semprotan merica.

 

Popularitas dan dukungan terhadap Bolsonaro telah merosot dengan Brasil yang mencatat kematian akibat  infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) tertinggi kedua di dunia, tuduhan kesalahan dalam penanganan pandemi oleh pemerintah, dan lonjakan inflasi. Jajak pendapat menunjukkan bahwa mantan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva bisa mengalahkannya, jika ia mengikuti pemilihan.

“Berkumpulnya para pendukung Bolsonaro  mungkin menunjukkan bahwa ia memiliki jutaan orang yang siap untuk berdiri bersamanya, bahkan ketika ekonomi Brasil berada dalam situasi yang buruk, inflasi mendekati 10 persen, pandemi dan semua itu," ujar Thomas Traumann, seorang analis politik, dilansir Voice of America, Rabu (8/9). 

 

Bahkan, Traumann mengatakan jika Bolsonaro merasa mendapat dukungan dari jutaan orang Brasil, ia akan melangkah lebih jauh dalam tantangannya ke Mahkamah Agung. Permasalahan Bolsonaro dengan Mahkamah Agung telah menimbulkan ketakutan di antara para pengkritiknya, mengingat nostalgia yang sering diungkapkannya terhadap kediktatoran militer Brasil di masa lalu.

 

Bolsonaro juga sempat menandatangani tindakan sementara yang membatasi secara tajam kemampuan platform media sosial untuk menghapus konten, membatasi penyebarannya, atau memblokir akun. Seorang petani dari negara bagian Minas Gerais, Clever Greco, datang ke Brasilia bersama lebih dari 1.000 orang lainnya.

Greco mengatakan kaum konservatif Brasil mendukung seruan Bolsonaro untuk mencopot dua hakim agung dengan cara damai. Namun, ia juga menyamakan perjalanannya seperti perang.

 

"Saya tidak tahu hari apa saya akan kembali. Saya siap untuk memberikan darah saya, jika diperlukan," kata Greco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement