Ahad 12 Sep 2021 17:51 WIB

Desa Kecil di Mali Berkembang Berkat Tenaga Surya

Listrik tenaga surya membantu orang-orang tidak tergantung pada kawasan perkotaan.

Panel tenaga surya. ilustrasi
Foto:

Instalasi di desa diperiksa secara teratur

Lydie Ongoiba adalah petugas yang bertanggung jawab atas lancarnya fungsi instalasi sel surya. Untuk itu, Ongoiba mengadakan pemeriksaan secara teratur. Ongoiba sebenarnya bisa hidup nyaman di kota, tapi dia lebih suka berbakti di desa Koury. Instalasi yang diawasinya memproduksi listrik dengan kapasitas 31.000 kilowatt/jam per tahun.

Lydie Ongoiba menjelaskan, kapasistas total sel-sel surya bisa mencukupi kebutuhan di sini. Bahkan produksinya sedikit lebih banyak.

“Tapi saya mengawasi agar tetap normal, karena belum semua perusahaan tercakup dalam jaringan.”

Kouyo adalah pusat bisnis kedua semacam ini, yang didirikan NGO GERES di Mali. Yang ketiga sedang dibangun di daerah Diaramana, sekitar 150 km di sebelah utara Koury. Kalau sudah selesai, 10 perusahaan akan mendapat akses ke jaringan listrik selama 24 jam.

Pedesaan kekurangan listrik

Tukang las Soumaila Fané beruntung mendapat salah satu tempat yang jadi rebutan orang. Ia senang akan pindah tempat dan keuntungan lain yang akan ia peroleh.

Ia juga sudah punya rencana, langkah apa yang akan diambil berikutnya. “Saya ingin membeli peralatan lain. Misalnya mesin bubut dan serutan.”

Ia bercerita, karena selama ini tidak ada listrik, ia belum beli. Mesin-mesin itu tidak bisa digerakkan dengan generator yang ia miliki. 

NGO perluas bantuan

GERES sudah membangun lima pusat bisnis lainnya di Mali, dan NGO itu berencana mendirikan lebih banyak lagi. Manager program GERES, Gregoire Gailly, menjelaskan, mereka berniat mempromosikan solusi untuk mendapatkan energi surya, bagi bisnis di daerah pedesaan, juga di negara-negara lain di kawasan ini dan di benua Afrika.

“Baik dengan tujuan untuk mewujudkan proyek NGO kami, tapi juga untuk terbentuknya infrastruktur yang bersifat berkelanjutan, dan kami ingin mempercayakannya pada operator swasta,” kata Gailly.

Warga Mali bisa berdiri sendiri

Magniené Sangaré adalah salah seorang murid yang belajar menjahit dari Kassim Sanogo. Ia datang setiap hari dengan bayi perempuannya. Suaminya juga bekerja. Jadi tidak ada yang mengurus anaknya di rumah. Tanpa adanya pusat bisnis ini, ia tidak punya kesempatan mendapat pekerjaan.

“Kalau sudah selesai pelatihan, saya ingin mendirikan bisnis jahitan sendiri di Koury,” kata Sangaré.

Namun, jika suaminya yang seorang guru dipindahkan ke tempat lain, ia akan bisa buka bisnis di tempat lain.

Listrik tenaga surya membantu orang-orang seperti Kassim Sanogo dan murid-muridnya untuk tidak tergantung pada kawasan perkotaan. Ini juga membantu mencegah urbanisasi. 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/desa-kecil-di-mali-berkembang-berkat-tenaga-surya/a-59145116

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement