Senin 20 Sep 2021 10:03 WIB

Dubes Prancis tak Menyangka Australia Berkhianat

Australia telah berkomitmen membeli kapal selam Prancis, tapi membatalkan sepihak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang prakarsa keamanan nasional di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2021. Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kanan) berpartisipasi secara virtual.
Foto:

Thebault berpendapat pembatalan kontrak pembelian kapal selam oleh Australia merupakan bentuk pengkhianatan. Dia menyebut, Australia tidak mempunyai rasa hormat dan kurang transparansi. Sementara Prancis memiliki komitmen kuat terhadap kontrak pembelian tersebut.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa rasa pengkhianatan sangat kuat. Rasa pengkhianatan karena kurangnya rasa hormat, dan kurangnya transparansi, karena kami berkomitmen untuk kemitraan," ujar Thebault.

"Ini seperti pasangan, ketika Anda berkomitmen. Setelah itu, Anda memiliki tugas dan kesempatan, tugasnya adalah kesopanan, tugasnya adalah transparansi. Jika, karena satu dan lain hal Anda merasa harus berubah pikiran, maka katakan saja. Anda tidak harus lari," kata Thebault menambahkan.

Thebault mengatakan, kontrak pembelian kapal selam tersebut tak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemitraan strategis Prancis dan Australia di bidang militer. Namun menciptakan industri yang berdaulat di Australia.

"Kami tidak berbicara tentang kontrak normal. Kami berbicara tentang kemitraan strategis, di mana Prancis berbagi rahasia militer negara dengan Australia dan berkomitmen untuk menciptakan industri yang berdaulat di Australia sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Australia,” kata Thebault.

Dukungan Inggris

Sebuah sumber pertahanan mengatakan, Australia menghubungi Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk membahas rencana pembatalan kontrak Prancis. Sebagai gantinya, Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan Inggris dan AS.  

Setelah mendapatkan dukungan Inggris, Australia kemudian menghubungi pemerintah Amerika Serikat (AS). Australia menyampaikan kabar kepada Prancis, tentang pembatalan kontrak pembelian kapal selam.

“Beberapa pejabat Australia ingin menelepon dan mengatakan kami sangat menyesal, kami mengeluarkan kontrak kapal selam diesel. Mereka kembali menelepon dan mengatakan kami hanya ingin Anda tahu bahwa kami menemukan kapal selam yang lebih baik dari  Inggris,” kata sumber pertahanan.  

Pada akhirnya, tidak ada pihak yang menang. Prancis tidak mendapatkan pemberitahuan sebelum rincian pembatalan tersebut mulai bocor ke media Australia dan AS pada Rabu lalu. Thebault mengakui bahwa pemerintah Prancis mengetahui pembatalan kontrak kapal selam tersebut dari media.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement