Selasa 21 Sep 2021 17:50 WIB

Gedung Putih Kritik Ancaman Tali Kuda pada Imigran Haiti

Tersebar video yang memperlihatkan imigran Haiti diancam dengan tali kekang kuda

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seorang gadis kecil mengangkat boneka binatangnya tinggi-tinggi di atas air ketika para migran, banyak dari Haiti, menyeberangi sungai Rio Grande dari Del Rio, Texas, untuk kembali ke Ciudad Acuña, Meksiko, Senin, 20 September 2021
Foto: AP/Felix Marquez
Seorang gadis kecil mengangkat boneka binatangnya tinggi-tinggi di atas air ketika para migran, banyak dari Haiti, menyeberangi sungai Rio Grande dari Del Rio, Texas, untuk kembali ke Ciudad Acuña, Meksiko, Senin, 20 September 2021

REPUBLIKA.CO.ID, CIUDAD ACUNA - Pemerintah Amerika Serikat mengkritik penggunaan tali kekang kuda untuk mengancam imigran Haiti. Hal ini diungkapkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Senin (20/9).

Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi gambar-gambar yang beredar di mana seorang penjaga perbatasan yang menunggang kuda terlihat menyerang sejumlah imigran dekat sebuah kamp di Texas. Ribuan imigran asal Haiti memenuhi kawasan Del Rio, Texas, setelah menyeberangi sungai Rio Grande dari Ciudad Acuna, Meksiko, pada akhir pekan.

Baca Juga

Dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar dari mereka bolak-balik ke Ciudad Acuna untuk membeli air dan makanan yang sulit mereka dapatkan di Del Rio. Sejumlah saksi mata mengaku melihat beberapa petugas berkuda dan bertopi koboi menghalangi jalur para imigran. Seorang petugas terlihat mengangkat seutas tali seperti jerat ternak yang diayunkan ke wajah seorang imigran, kata saksi.

Sebuah video yang memperlihatkan seorang penjaga perbatasan mengancam para imigran dengan tali beredar di media sosial. "Saya tidak berpikir siapa pun yang melihat rekaman itu akan menganggap (tindakan) itu bisa diterima atau pantas," kata Psaki kepada wartawan.

Beberapa warganet di media sosial berkomentar gambar sejumlah orang kulit hitam yang dikejar petugas kulit putih di atas punggung kuda melukiskan ketidakadilan sejarah yang diderita kaum kulit hitam di AS. Kepala Pengawas Perbatasan AS Raul Ortiz mengatakan insiden itu akan diselidiki untuk memastikan ada tidaknya tindakan tak pantas yang dilakukan penegak hukum.

Dia mengatakan para penjaga bertugas dalam lingkungan yang sulit dan berusaha memastikan keselamatan imigran sembari mencari para penyelundup. Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas menyebut tali kekang panjang itu digunakan petugas berkuda untuk mengendalikan kudanya.

"Namun kami akan menyelidiki faktanya," kata dia dalam jumpa pers di Del Rio.

Kamp imigran di bawah jembatan layang di Rio Grande telah menjadi isu panas bagi pemerintah AS yang tengah berusaha menekan aliran imigran yang kabur dari kekerasan geng, kemiskinan ekstrem, dan bencana alam di negara mereka. Kamp tersebut menjadi rumah darurat bagi 12 ribu lebih imigran, meski Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan angkanya bisa mencapai 16 ribu orang pada Sabtu.

Banyak dari mereka telah menempuh perjalanan jauh dari selatan seperti Chile dan berharap bisa mendapat suaka di AS. Para imigran pada Senin mengeluhkan sulitnya mendapatkan air dan makanan di kamp tersebut ketika suhu udara mencapai 40 derajat Celsius.

Beberapa dari mereka yang kembali ke AS dari Meksiko untuk membeli kebutuhan terlihat berusaha menyunggi kantong besar berisi es saat berjalan menyeberangi sungai. "Perlakuan mereka (petugas) kepada kami itu rasisme, lantaran warna kulit kami," kata Maxon Prudhomme, seorang imigran Haiti di tepi sungai Rio Grande di Meksiko.

Ketika matahari mulai tenggelam, sekitar 200 imigran berkemah di sebuah ladang dekat sungai itu di sisi Meksiko. Mereka menggelar kardus dan selimut sebagai alas tidur di bawah pohon. Sejumlah imigran mengatakan mereka kembali ke Meksiko untuk mencari air dan makanan, sementara yang lain menyeberang karena takut dideportasi ke Haiti oleh pemerintah AS.

Penerbangan pertama yang membawa pulang imigran dari kamp Del Rio tiba di Port-au-Prince, Haiti pada Ahad dan sedikitnya tiga penerbangan berikutnya telah dijadwalkan pada Senin, menurut situs penelusuran penerbangan Flightaware.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin berbicara via telepon dengan Perdana Menteri Haiti Ariel Henry tentang repatriasi imigran Haiti di perbatasan selatan AS, kata Deplu AS dalam pernyataan. Blinken mengatakan di Twitter bahwa dia juga berbicara dengan Menlu Meksiko Marcelo Ebrard tentang upaya AS mendukung migrasi yang aman, teratur, dan humanis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement