Jumat 12 May 2023 16:33 WIB

Penahanan Imigran di Perbatasan AS-Meksiko Mencapai Rekor Tertinggi

Otoritas di perbatasan AS-Meksiki telah menahan 28.000 migran beberapa hari terakhir.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang tentara AS berdiri di samping kendaraannya saat dia menjaga perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat, terlihat dari Ciudad Juarez, Meksiko, Ahad, 8 Januari 2023.
Foto: AP/Christian Chavez
Seorang tentara AS berdiri di samping kendaraannya saat dia menjaga perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat, terlihat dari Ciudad Juarez, Meksiko, Ahad, 8 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YUMA -- Kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) dalam beberapa hari terakhir telah menahan hingga 28.000 migran di fasilitasnya, jauh melebihi kapasitas yang dinyatakan dan jumlah ini merupakan rekor, informasi dari dua pejabat federal yang tidak ingin disebutkan namanya dan petugas Serikat Patroli Perbatasan.

Fasilitas penahanan perbatasan yang paling sibuk berada di Rio Grande Valley dan El Paso di Texas dan dua daerah di Arizona, menurut Presiden serikat pekerja Brandon Judd. Minggu ini, jumlah orang yang tertangkap menyeberang secara ilegal melampaui 10.000 orang per hari.

Baca Juga

Karena tingginya volume kedatangan, para agen melepaskan beberapa imigran tanpa memberitahu untuk datang ke pengadilan imigrasi. Di mana mereka selanjutnya, dapat mengajukan permohonan suaka, dan memberitahu mereka untuk melapor ke kantor imigrasi nanti, kata Judd.

Rata-rata, orang imigran ini menghabiskan hampir tiga hari dalam tahanan, kata Judd. CBP tidak menanggapi permintaan komentar.

Sementara itu, di Yuma, Arizona, ratusan migran berbaris di jam-jam dingin sebelum fajar di sebuah celah di pagar perbatasan yang menjulang tinggi, menunggu untuk menyerahkan diri mereka kepada agen-agen AS.

Beberapa orang - seperti Jovanna Gomez, 40 tahun, dari Kolombia - memutuskan untuk mencoba peruntungan menyeberang sekarang setelah mendengar tentang perubahan kebijakan AS.

"Di negara saya, Anda mendengar bahwa imigrasi hanya akan diizinkan hingga 11 Mei, jadi kami datang berpacu dengan waktu. Itu tidak mudah," tuturnya.

Di bawah Program Title 42, yang diberlakukan sejak Maret 2020 dan akan berakhir pada tengah malam hari ini, ratusan ribu migran dengan cepat diusir ke Meksiko.

Namun karena Meksiko hanya menerima kembalinya warga negara tertentu, sebagian besar warga negara mereka sendiri dan Amerika Tengah. Dan baru-baru ini Venezuela, Kuba, Haiti, dan Nikaragua - para migran dari negara lain sebagian besar diizinkan masuk untuk mengejar klaim imigrasi mereka.

Hal ini akan berubah ketika pemerintahan Presiden Joe Biden mengirimkan lebih banyak personil dan dana ke perbatasan sembari menerapkan peraturan baru, yang akan menolak suaka bagi hampir semua migran yang menyeberang secara ilegal.

Langkah ini akan melarang siapa pun yang telah melewati negara lain tanpa mencari perlindungan di tempat lain atau yang gagal menggunakan jalur hukum untuk memasuki Amerika Serikat.

Kebijakan ini akan mulai berlaku ketika Title 42 dicabut, bersamaan dengan berakhirnya keadaan darurat kesehatan masyarakat yang luas akibat Covid-19 pada hari Kamis.

Para pejabat tinggi AS mengulangi peringatan kepada para pelintas batas ilegal. "Perbatasan kami tidak terbuka," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih.

CBP menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa warga Venezuela, Kuba, Haiti, dan Nikaragua yang menyeberangi perbatasan barat daya secara ilegal setelah berakhirnya Title 42 akan terus dikirim kembali ke Meksiko, yang dapat menerima hingga 30.000 migran dari negara-negara tersebut setiap bulannya.

AS telah membuka opsi legal bagi para migran dari negara-negara tersebut untuk mengajukan permohonan masuk dari luar negeri, sebagai upaya untuk mencegah orang-orang datang ke perbatasan.

Pengusiran Title 42 adalah pemindahan oleh pemerintah AS terhadap orang-orang yang baru saja berada di negara yang memiliki penyakit menular. Luasnya kewenangan untuk pengusiran terkait penularan ditetapkan oleh hukum di 42 negara bagian AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement