Ahad 17 Oct 2021 20:02 WIB

Protes Saied, Politikus Republik: Tunisia Bukan Teman AS

Sejumlah politikus AS menganggap tindakan Kais Saied sebagai kudeta.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Tunisia Kais Saied.
Foto:

Sejak Arab Spring, AS telah mengirimkan bantuan ke Tunisia sebesar 1,4 miliar dolar AS, atau rata-rata sekitar 190 juta dolar AS per tahun sejak 2016. AS juga meluncurkan proyek seperti Tunisian American Enterprise Fund untuk mempromosikan usaha kecil dan menengah.  

 

"Program tersebut adalah semacam pendukung terbesar bisnis (seperti) di negara ini," ujar Penasihat senior di The Wilson Center dan mantan pejabat tinggi Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Eddy Acevedo.

 

USAID telah mengirim hampir 685 juta dolar AE ke Tunisia sejak 2011. Sementara jaminan pinjaman AS telah memungkinkan Tunisia mengakses hingga 1,5 miliar dolar AS dalam pembiayaan terjangkau dari pasar modal.

 

Pada sidang di Kongres, beberapa anggota parlemen termasuk Malinowski dan Kathy Manning, mempertanyakan apakah upaya bantuan AS telah efektif. Dia mempertimbangkan dampak pemotongan dana untuk menekan pemerintahan Saied. Sementara senator AS memperingatkan ketidakstabilan yang meningkat di Tunisia saat krisis politik yang terjadi selama berlarut-larut.

 

"AS telah membantu rakyat Tunisia dengan bantuan pembangunan dan keamanan yang murah hati untuk membantu menumbuhkan institusi Tunisia dan meningkatkan ekonominya.Namun, kami tidak melihat hasil dari bantuan pajak dolar AS yang signifikan hari ini," kata anggota parlemen dari Partai Republik Greg Steube.

 

Pada Juli, AS menyetujui hampir 500 juta dolar AS untuk meningkatkan sektor transportasi, perdagangan, dan air di Tunisia. Karena Saied menangguhkan parlemen, maka Tunisia tidak dapat meratifikasi perjanjian tersebut.

 

Kongres telah meningkatkan tekanan pada pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk mengambil posisi yang lebih tegas terhadap Tunisia. Awal bulan ini, sekelompok anggota parlemen Demokrat mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri Anthony Blinken. Dalam surat tersebut, mereka meminta Blinkrn untuk menentukan apakah tindakan Saied merupakan kudeta, dan pertimbangan untuk memotong bantuan keamanan AS ke Tunisia.

"Sudah waktunya bagi kami untuk meninjau kembali dan mempertimbangkan kembali bantuan asing kami ke Tunisia," ujar Stuebe.

 

Wakil direktur regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International, Amna Guellali, mengatakan, langkah untuk memotong bantuan AS kepada Tunisa bisa menjadi bumerang. Karena Saied masih menikmati popularitas yang luas di negaranya. "Itu akan benar-benar dianggap sebagai pemutusan hubungan dengan rakyat Tunisia. Itu akan berdampak sangat buruk, tidak hanya di Tunisia, tetapi juga di seluruh wilayah," kata Guellali.

 

Sekitar 6.000 warga Tunisia bergabung dengan kelompok ISIS. Jumlah warga Tunisia yang bergabung dengan ISIS merupakan jumlah  per kapita tertinggi di dunia. Acevedo memperingatkan, krisis ekonomi dan politik yang semakin parah dapat menempatkan Tunisia sebagai pusat rekrutmen bagi para kelompok ekstremis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement