Kamis 21 Oct 2021 21:21 WIB

WHO Desak Negara Maju Percepat Distribusi Bantuan Vaksin

Negara berpenghasilan rendah sejauh ini hanya menerima empat vaksin per 100 orang.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Dalam foto file ini bertanggal 7 Februari 2021, botol vaksin Oxford-AstraZeneca melawan COVID-19 di sebuah rumah sakit di Sofia, Bulgaria. Afrika Selatan pada hari Minggu 7 Februari 2021, telah menangguhkan rencana untuk menyuntik pekerja perawatan kesehatan garis depannya dengan vaksin AstraZeneca setelah uji klinis kecil menunjukkan bahwa itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian yang dominan di negara.
Foto:

COVAX telah mengirimkan 378 juta dosis ke 144 negara di seluruh dunia sejak pengiriman pertamanya ke Ghana pada akhir Februari, sekitar dua bulan setelah vaksin diluncurkan di Rusia, Inggris, AS, dan Uni Eropa. Tapi Dr Van Kerkhove menekankan, itu tidak terjadi cukup cepat

 

“Kami membutuhkan vaksin-vaksin itu dibagikan sekarang. Kami membutuhkan negara-negara untuk dapat membeli vaksin-vaksin itu sekarang, bukan tahun depan karena orang-orang sekarat sekarang," tambahnya.

 

Lebih dari 4,9 juta orang telah kehilangan nyawa karena COVID-19 sejak awal pandemi. Sebanyak 60 persen kematian tercatat pada tahun ini.

 

Dr Ryan menekankan bahwa COVAX sekarang memiliki sarana untuk memberikan vaksin ini secara efisien, merata di seluruh dunia kepada mereka yang paling membutuhkan. WHO mengharapkan setiap negara untuk memvaksinasi 10 persen dari populasinya pada akhir September, meningkat menjadi 40 persen pada akhir tahun dan akhirnya mencapai 70 persen pada pertengahan 2022.

 

 

Lima puluh enam negara gagal mencapai target 10 persen. Sebagian besar berada di Afrika dan Timur Tengah.

"Jika kita bisa mencapai 40 persen pada akhir tahun, jika kita bisa mendekati itu, maka kita benar-benar melindungi yang paling rentan," kata Dr Ryan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement