Kamis 04 Nov 2021 03:45 WIB

Jurus Taliban Atasi Ekonomi

Taliban meminta semua warga memakai mata uang Afghanistan untuk bertransaksi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang penjual roti berjalan-jalan di pasar di Kota Tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 14 September 2021. Dikhawatirkan Afghanistan dapat semakin terjerumus ke dalam kelaparan dan keruntuhan ekonomi setelah kekacauan bulan lalu, yang menyebabkan Taliban menggulingkan pemerintah di sapuan kilat saat pasukan AS dan NATO keluar dari perang 20 tahun.
Foto:

Seperti dilansir laman BBC, Rabu (3/11), awal tahun ini, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Afghanistan tidak akan lagi dapat mengakses sumber dayanya. Sementara Bank Dunia juga menghentikan pendanaan untuk proyek-proyek di negara itu.

IMF memperingatkan bahwa ekonomi negara itu bisa menyusut 30 persen tahun ini. Hal ini mendorong jutaan penduduk Afghanistan ke dalam kemiskinan dan menyebabkan krisis kemanusiaan. IMF juga mengatakan bahwa kesengsaraan ekonomi Afghanistan dapat memicu krisis pengungsi yang berdampak pada negara-negara tetangga, seperti Turki dan Eropa.

Negara ini juga menderita kekeringan parah yang telah merusak sebagian besar tanaman gandumnya dan membuat harga melonjak. Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan dapat menghadapi kelaparan karena kombinasi dari kekeringan, konflik, dan Covid-19.

Namun, meskipun kekuatan Barat telah mengatakan bahwa mereka ingin menghindari bencana kemanusiaan di Afghanistan, mereka menolak untuk secara resmi mengakui pemerintah Taliban.

Afghanistan terjerumus ke dalam krisis pada Agustus setelah Taliban mengusir pemerintah yang didukung Barat. Kondisi ini mendorong para donor menahan miliaran dolar bantuan untuk negara yang ekonominya bergantung sokongan dari luar.

Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan dengan Taliban yang tidak mampu membayar upah kepada pegawai negeri sipil. Masyarakat perkotaan menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang mirip dengan daerah pedesaan untuk pertama kalinya.

Salurkan bantuan

Sementara itu, Badan pengungsi PBB UNHCR mulai menerbangkan pasokan ke Kabul pada Selasa (2/11). Bantuan ini untuk membantu ratusan ribu pengungsi Afghanistan membangun tempat penampungan menjelang musim dingin.

UNHCR mengatakan pesawat pertama akan tiba pada Selasa malam. Penerbangan ini membawa 33 ton kit yang berisi lantai dan partisi untuk meningkatkan insulasi tenda. Sebanyak dua penerbangan lainnya direncanakan pada 4 dan 7 November.

"Lebih banyak sumber daya sangat dibutuhkan untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup di musim dingin yang keras di masa depan," kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo dalam sebuah pengarahan di Jenewa.

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement