Pengadilan Turki pada Jumat (12/11) memperpanjang penahanan pasangan itu selama 20 hari. Pihak berwenang setempat mengatakan mereka mencurigai Oknin melakukan spionase, karena episode itu tampaknya meluas menjadi pertengkaran diplomatik antara kedua negara.
Israel dengan tegas dan resmi menolak tuduhan bahwa pasangan sopir bus Egged adalah mata-mata. Sementara itu, pengacara Israel yang mewakili pasangan itu mengatakan pada akhir pekan lalu, bahwa dia berharap tidak ada dakwaan yang diajukan dan pasangan itu. Dengan demikian keduanya diizinkan untuk kembali ke rumah.
"Upaya luar biasa saat ini sedang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Hal-hal sedang dilakukan dengan cara yang bermartabat. Prosedurnya dilakukan dengan benar dan sesuai dengan aturan," kata pengacara Israel pasangan itu, Nir Yaslovizh.
"Tidak ada dakwaan dan kami berusaha menghindari satu dakwaan, dan berusaha mengembalikannya ke Israel. Jika tidak ada kesempatan [sukses], saya tidak akan mengambil kasus ini dan pergi ke Istanbul,” kata pengacara itu.
Pasangan itu bersikeras bahwa hanya memotret istana karena terpikat olehnya dan mengirim foto-foto itu ke kerabat, tanpa mengetahui bahwa hal itu ilegal. Setelah mengambil foto itu, Natali Oknin mengirimkannya ke grup WhatsApp keluarga dengan tulisan "Rumah yang sangat bagus."
Mengutip pihak berwenang setempat, Daily Sabah melaporkan bahwa pasangan dan pemandu wisata itu mungkin menghadapi tuduhan spionase politik dan militer.
Jaksa Turki mengatakan kepada pengadilan bahwa pasangan itu dicurigai sebagai mata-mata. Mereka tidak hanya memotret istana Erdogan tetapi juga pos pemeriksaan keamanan dan kamera yang berdekatan. Mereka bahkan diduga menyorot petugas sebelum mengirim foto tersebut ke pihak ketiga.