Selasa 23 Nov 2021 22:35 WIB

Indonesia Meminta Junta Myanmar Patuhi Komitmen

China dinilai tidak suka dengan situasi di Myanmar saat ini.

Rep: Lintar/Dwina/ Red: Teguh Firmansyah
 Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah
Foto:

Otoritas Myanmar berulangkali menegaskan bahwa mereka menggelar operasi militer untuk menumpas teroris. Adapun soal Aung San Suu Kyi, junta Myanmar menegaskan sikap negara itu yang tidak bisa diintervensi pihak luar terkait kasus hukum.

Oposisi bergerak

Sementara itu, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mengatakan, obligasi mulai dijual pada Senin (22/11) untuk sebagian besar warga negara Myanmar di luar negeri dalam denominasi 100 dolar AS, 500 dolar AS, 1000 dolar AS, dan 5000 dolar AS dengan return selama dua tahun. Meskipun obligasi tersebut tidak akan menghasilkan pendapatan bunga langsung bagi pembeli, nilai 3 juta dolar AS terjual dalam tiga jam pertama. Penjualan obligasi kemudian meningkat menjadi  6,3 juta dolar pada hari terakhir.

“Dari sini saya menyaksikan antusiasme masyarakat dalam kasus pencopotan militer fasis,” kata juru bicara NUG, Dr. Sasa, di Facebook.

NUG belum mengungkapkan bagaimana dana tersebut akan digunakan. NUG mengatakan, pembeli obligasi melakukan pembayaran melalui transfer internasional ke rekening di Republik Ceko.

Seorang warga negara Myanmar berusia 27 tahun, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, dia menginvestasikan 500 dolar AS dalam obligasi tersebut. Dia membeli obligasi tersebut untuk berkontribusi dalam revolusi. “Kami tidak berharap mendapatkan uang kembali setelah dua tahun. Kami membelinya karena kami ingin berkontribusi pada revolusi,” kata warga negara itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement