Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) terus meninjau literatur dan telah menjangkau produsen vaksin, peneliti, dan negara-negara anggota WHO. Mereka bekerja untuk mendapatkan data yang paling lengkap dan terbaru.
WHO mengatakan, sebagian besar vaksin Covid-19 hanya disetujui untuk digunakan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Namun, sekarang semakin banyak vaksin yang diizinkan untuk digunakan pada anak-anak.
Beberapa negara telah memberikan otorisasi penggunaan darurat vaksin mRNA pada kelompok usia remaja (usia 12-17 tahun), yaitu vaksin BNT162b2 dikembangkan oleh Pfizer dan mRNA 1273 dikembangkan oleh Moderna. Sebelumnya, pada November, WHO mengatakan bahwa otoritas China menyetujui vaksin Pfizer untuk digunakan pada anak-anak berusia lima hingga 11 tahun.
WHO mengatakan, uji coba pada anak-anak berusia tiga tahun telah diselesaikan untuk dua vaksin inaktif, yaitu Sinovac-CoronaVac dan Sinopharm BBIBP-CorV. Vaksin produksi China ini disetujui oleh otoritas setempat untuk anak yang berusia tiga hingga 17 tahun. Sejauh ini, produk vaksin tersebut baru menerima lisensi penggunaan darurat WHO untuk orang dewasa saja.
Perusahaan India, Bharat Biotech, juga mengembangkan vaksin inaktif adjuvan, Covaxin. Meski otoritas India telah menyetujui penggunaannya untuk anak yang berusia 12-17 tahun, tetapi vaksin itu belum menerima lisensi penggunaan darurat WHO untuk kelompok usia tersebut.
Otoritas India juga telah menyetujui ZycovD, vaksin DNA baru untuk orang berusia 12-17 tahun. Namun, vaksin ini belum mendapatkan lisensi WHO. Beberapa vaksin Covid-19 sedang menjalani uji coba pada kelompok usia yang lebih muda, termasuk usia enam bulan. Akan tetapi, hasilnya masih belum dipublikasikan.