Selasa 30 Nov 2021 18:53 WIB

Bank Dunia akan Cairkan Dana untuk Bantuan ke Afghanistan

Bank Dunia akan mentransfer uang itu ke PBB dan lembaga kemanusiaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pemilik toko menimbang potongan karet untuk dijual, di Kabul, Afghanistan, Ahad, 14 November 2021.
Foto:

ARTF didirikan pada  2002 dan dikelola oleh Bank Dunia. ARTF adalah sumber pembiayaan terbesar untuk anggaran sipil Afghanistan. Lebih dari 70 persen anggaran ARTF didanai oleh bantuan asing.

Bank Dunia menangguhkan pencairan dana setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus lalu. Pada saat yang sama, Washington berhenti memasok dolar AS ke negara itu, termasuk membekukan aset bank sentral Afghanistan sekitar 9 miliar dolar AS, menghentikan bantuan keuangan.

Seorang juru bicara Bank Dunia mengkonfirmasi bahwa, staf dan anggota dewan eksekutif sedang menjajaki pengalihan dana ARTF ke badan-badan PBB untuk mendukung upaya kemanusiaan. Tetapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sementata  PBB menolak berkomentar.

Dua orang sumber mengatakan, pendekatan itu akan menyetor dana ARTF ke rekening internasional lembaga swasta Afghanistan. Nantinya lembaga tersebut akan mengucurkan uang rekening bank Afghanistan mereka ke kelompok-kelompok kemanusiaan, di Afghanistan.

Transaksi tersebut tidak akan melibatkan Taliban, sehingga menghindari keterikatan dengan sanksi AS dan PBB. Tetapi rencana ini cukup rumit, dan bisa memakan waktu panjang untuk diterapkan.

Salah satu masalah utama adalah kurangnya mekanisme untuk memantau pencairan dana di Afghanistan. Hal ini memastikan para pemimpin dan pejuang Taliban tidak mengakses dana tersebut. Dua mantan pejabat AS yang akrab dengan pertimbangan administrasi internal mengatakan bahwa, beberapa pejabat AS berpendapat, sanksi AS terhadap para pemimpin Taliban melarang bantuan keuangan kepada siapa pun yang berafiliasi dengan pemerintah mereka.

Departemen Keuangan AS telah memberikan surat yang meyakinkan bahwa, Bank Dunia dapat  memproses transaksi kemanusiaan. Muncul kekhawatiran tentang sanksi AS mencegah pengiriman bahkan pasokan kebutuhan dasar ke Afghanistan, termasuk makanan dan obat-obatan.

“Ini adalah pendekatan bumi hangus.  Kami membuat negara ini menjadi debu. Sanksi yang melumpuhkan dan kegagalan untuk merawat pekerja sektor publik akan menciptakan lebih banyak pengungsi, lebih banyak keputusasaan, dan lebih banyak ekstremisme," ujar seorang sumber.

Setiap keputusan untuk mengalihkan uang ARTF memerlukan persetujuan dari semua pihak donor. Salah satu negara donor yang terbesar adalah Amerika Serikat.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengkonfirmasi bahwa, Washington bekerja dengan Bank Dunia dan donor lain tentang cara menggunakan dana tersebut. Termasuk kemungkinan untuk membayar gaji mereka yang bekerja di sektor penting seperti petugas kesehatan dan guru.

Juru bicara itu mengatakan, pemerintah AS tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan kritis rakyat Afghanistan. Terutama di sektor kesehatan, gizi, pendidikan, dan ketahanan pangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement