Rabu 01 Dec 2021 19:49 WIB

Putin Ingatkan Garis Merah untuk NATO, Jangan Main-Main

Putin mengaku bisa saja mengerahkan rudal hipersonik, tapi tak dilakukan.

Rep: Fergi Nadira/Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto:

Hubungan Aliansi militer Barat dan Rusia sedang memanas karena Moskow menumpuk pasukan dekat perbatasan Ukraina. Namun Rusia menilai NATO yang telah memindahkan senjatanya di perbatasan dengan Rusia. 

Sebelum bertemu dengan Lavrov, Blinken menggelar pertemuan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Kuleba telah mendesak NATO mempersiapkan sanksi ekonomi pada Rusia dan meningkatkan kerja sama dengan Ukraina. Hal ini disampaikan saat Kiev yang bekas bagian Uni Soviet itu kini ingin bergabung dengan Uni Eropa dan NATO.

Ukraina menjadi titik perselisihan Rusia dan negara-negara Barat. Situasi itu mendorong hubungan kedua pihak berada di titik terendahnya sejak Perang Dingin berakhir tiga dekade yang lalu. "Kami akan meminta sekutu-sekutu kami untuk bergabung dengan Ukraina dalam menyusun paket pencegahan," kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba saat tiba untuk bertemu dengan pejabat-pejabat NATO di Riga.

Ia mengatakan dalam paket ini NATO harus mempersiapkan sanksi-sanksi ekonomi untuk diberlakukan pada Rusia. "(Bila) Rusia memilih skenario terburuk," katanya.

Kuleba menambahkan NATO juga harus meningkatkan kerja sama militer dan pertahanan dengan Ukraina. Pada Selasa (30/11) kemarin NATO dan Amerika Serikat (AS) memperingatkan Moskow akan membayar harga mahal jika mereka menggelar agresi militer baru pada Ukraina.

"Setiap agresi Rusia pada Ukraina di masa depan akan menimbulkan harga mahal dan konsekuensi ekonomi dan politik serius bagi Rusia," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di hari pertama pertemuan dengan 30 sekutu NATO di Riga.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement