Kamis 09 Dec 2021 15:58 WIB

Uganda, Bandara dan Jerat Utang China

Pemerintah Uganda dinilai telah ceroboh dalam mengelola utang dari China.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Uganda Yoweri Museveni

Otoritas Penerbangan Sipil Uganda juga membantah laporan tersebut. Mereka mengatakan, pemerintah tidak dapat menyerahkan aset nasional dengan cara seperti itu. "Kami telah mengatakannya sebelumnya dan mengulanginya bahwa itu tidak terjadi dan itu tidak akan pernah terjadi," kata Otoritas Penerbangan Sipil Uganda.

Pekerjaan ekspansi Bandara Entebbe oleh Perusahaan Konstruksi Komunikasi milik negara China dimulai pada Maret 2016. Proyek ini diharapkan selesai pada akhir 2022.

Beijing telah lama dikritik karena terlalu banyak memberikan pinjaman ke negara-negara miskin, tanpa meneliti kemampuan mereka untuk membayar kembali. Pinjaman China yang cukup besar kepada negara-negara miskin Afrika, telah memicu kekhawatiran tentang jebakan utang. China membantah bahwa utang mereka ditujukan untuk menjerat negara Afrika.

China melihat peluang

Sementara itu, Presiden Uganda Yoweri Museveni akan menandatangani sejumlah kesepakatan dengan pemberi pinjaman sektor swasta China di sejumlah sektor, seperti pengolahan pertanian dan pupuk, pengolahan mineral, serta tekstil.

Museveni mengatakan, perusahaan Barat tidak melihat peluang besar untuk berinvestasi di Uganda. “Perusahaan-perusahaan Barat telah kehilangan kacamata mereka. Mereka tidak melihat peluang. Tetapi orang China melihat peluang, mereka datang untuk  mengetuk," kata Museveni.

Entitas dan perusahaan swasta China telah lama menjadi kekuatan pendorong investasi di Afrika. China berinvestasi senilai ratusan miliar dolar di Afrika sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) yang diinisiasi Presiden Xi Jinping.

Menurut Otoritas Investasi Uganda, China menempati peringkat ketiga di Afrika dalam hal investasi asing langsung (FDI)  dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah penyelidikan parlemen pada bulan Oktober menyatakan bahwa, China telah memberlakukan persyaratan cukup berat ke Uganda.

Salah satunya, menjadikan bandara internasional satu-satunya di Uganda sebagai jaminan utang. Museveni dengan tegas membantah menggunakan bandara sebagai jaminan.  “Saya tidak ingat menggadaikan bandara untuk apa pun,” kata Museveni, sembari menambahkan bahwa Uganda akan membayar utangnya ke China.

Pemerintahan Museveni, telah mendapatkan jalur kredit besar dari China selama dekade terakhir. Dana ini digunakan untuk membiayai program pembangunan infrastruktur dan menopang dukungan politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement