Rabu 22 Dec 2021 23:30 WIB

Pentagon Setuju Jual Rudal Anti-Tank Javelin ke Lithuania

AS menyetujui potensi penjualan rudal anti-tank Javelin kepada pemerintah Lithuania

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin berhenti sejenak saat berbicara dalam jumpa pers di Pentagon, Rabu, 18 Agustus 2021, di Washington. AS menyetujui potensi penjualan rudal anti-tank Javelin kepada pemerintah Lithuania. Ilustrasi.
Foto: AP/Alex Brandon
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin berhenti sejenak saat berbicara dalam jumpa pers di Pentagon, Rabu, 18 Agustus 2021, di Washington. AS menyetujui potensi penjualan rudal anti-tank Javelin kepada pemerintah Lithuania. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui potensi penjualan rudal anti-tank Javelin kepada pemerintah Lithuania. Pentagon menyatakan pada Selasa (21/12) kesepakatan ini senilai hingga 125 juta dolar AS.

Pentagon mengatakan paket total rudal anti-tank Javelin akan mencakup 341 varian senjata FGM-148F dan 30 unit peluncuran komando, suku cadang, dan dukungan teknis. Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada Selasa.

Baca Juga

Pentagon menyebut penjualan yang diusulkan akan membantu Lithuania membangun kapasitas pertahanan jangka panjangnya. Armada ini berfungsi untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial Vilnius dmei memenuhi persyaratan pertahanan nasionalnya.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau negosiasi telah selesai. Pentagon mengatakan Lockheed Martin dan Raytheon Technologies adalah kontraktor utama untuk senjata tersebut.

Penjualan itu terjadi ketika ketegangan meningkat di Eropa Timur dengan Rusia mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina. Pada Oktober, Kedutaan AS di Kiev melalui Twitter mengatakan pemerintahan Joe Biden mengirim Javelins ke Ukraina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement