Dia menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden ini. Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan Selasa (28/12).
Blinken mendesak masyarakat internasional untuk mengakhiri penjualan senjata dan teknologi kepada militer Myanmar. "Penargetan orang-orang tak bersalah dan aktor kemanusiaan tidak dapat diterima, dan kekejaman militer yang meluas terhadap rakyat Burma menggarisbawahi urgensi meminta pertanggungjawaban anggotanya," kata Blinken, merujuk pada Myanmar dengan nama lamanya.
AS, lanjutnya, akan terus menekan pemulihan jalan Burma menuju perdamaian dan demokrasi. Myanmar diketahui berada dalam krisis politik sejak militer mengkudeta pemerintah Aung San Suu Kyi.
Sejak kudeta, militer telah mencoba untuk menegaskan kekuasaannya atas rakyat melalui kekuatan berdarah yang berlebihan. Badan-badan PBB, kelompok hak asasi dan wartawan lokal telah mendokumentasikan pembantaian, penangkapan massal, penyiksaan, pemindahan paksa, laki-laki, perempuan dan anak-anak dibunuh dengan impunitas, persenjataan berat yang digunakan oleh pasukan junta untuk menyerang desa dan membasmi kelompok perlawanan bersenjata, dan pemblokiran bantuan kemanusiaan.