Rabu 05 Jan 2022 16:56 WIB

Perdana pada 2022, Korut Uji Tembak Balistik ke Perairan Semenanjung Korea

Korsel dan Jepang menyatakan keprihatinan atas langkah Korsel menembak rudal balistik

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi peluncuran rudal Korut. Korsel dan Jepang menyatakan keprihatinan atas langkah Korsel menembak rudal balistik.
Foto:

Diplomasi Nuklir yang tak Berujung

Diplomasi yang dipimpin AS bertujuan meyakinkan Korut untuk meninggalkan program nuklirnya. Namun perundingan runtuh pada 2019 karena perselisihan tentang berapa banyak keringanan sanksi yang harus diberikan kepada Korut sebagai imbalan atas pembongkaran kompleks nuklir utamanya, langkah denuklirisasi terbatas.

Kim Jong Un sejak itu mengancam untuk memperbesar persenjataan nuklirnya, meskipun ekonomi negaranya telah mengalami kemunduran besar karena pandemi Covid-19, sanksi yang dipimpin AS yang terus-menerus, dan salah urus negaranya sendiri sejak penggantian ayahnya.

Menurut seorang profesor di Ewha Universitas di Seoul, Leif-Eric Easley, pandemi maupun kelaparan di Korut tidak bakal menghentikan Kim untuk terus mengembangkan rudalnya. "Daripada menyatakan kesediaan untuk pembicaraan denuklirisasi atau minat dalam deklarasi akhir perang, Korut memberi sinyal bahwa varian Omicron maupun kekurangan pangan domestik tidak akan menghentikan pengembangan rudal agresifnya," kata Easley.

Profesor lain di Universitas Studi Korut di Seoul, Kim Dong-yub, menuturkan Korut mungkin telah menguji rudal hipersonik atau rudal KN-23 berkemampuan nuklir dengan penerbangan yang sangat bermanuver dan lintasan lebih rendah. Dia menilai Korut kemungkinan akan bergerak maju dengan rencana pembangunan militernya.

Selama pertemuan pleno Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa pekan lalu, Kim Jong-un mengulangi sumpahnya untuk meningkatkan kapasitas militer negara dan memerintahkan produksi sistem senjata yang lebih kuat dan canggih. Laporan media pemerintah tentang pertemuan itu mengatakan Korut menetapkan arahan taktis untuk hubungan eksternal Korut termasuk dengan Korsel, meski laporan itu tidak merinci. Laporan itu juga tidak menyebutkan AS.

Bulan lalu, Kim menandai 10 tahun berkuasa. Sejak mengambil alih kendali setelah kematian ayahnya dan penguasa lama Kim Jong Il pada Desember 2011, Kim Jong Un telah membangun kekuatan absolut di dalam negeri dan melakukan sejumlah besar uji coba senjata sebagai bagian dari upaya untuk membangun rudal berujung nuklir yang mampu mencapai daratan Amerika.

Selama 10 tahun pemerintahan Kim, Korut telah melakukan 62 putaran uji coba rudal balistik, dibandingkan dengan sembilan putaran selama 46 tahun pemerintahan kakek dan pendiri negara Kim Il Sung, dan 22 putaran selama 17 tahun pemerintahan Kim Jong Il, menurut Angka Korsel dan AS. Empat dari enam uji coba nuklir Korut dan tiga peluncuran rudal balistik antarbenua semuanya terjadi di bawah pemerintahan Kim Jong Un.

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement