Kamis 13 Jan 2022 14:42 WIB

AS Dorong PBB Tambah Sanksi pada Korut

AS mendesak Dewan Keamanan PBB menerapkan lebih banyak sanksi pada Korut

Rep: Lintar Satria/Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bendera Korea Utara. AS mendesak Dewan Keamanan PBB menerapkan lebih banyak sanksi pada Korut. Ilustrasi.
Foto:

AS Sudah Sanksi Korut

AS akhirnya memberlakukan sanksi pertamanya atas uji coba rudal balistik Korea Utara (Korut) dalam sepekan terakhir, Rabu (12/1/2022). Atas restu Kim Jong-un, negara terisolasi melakukan uji coba rudal balistik ke laut dua kali dalam sepekan.

Pemerintah Joe Biden memberlakukan sanksi yang menargetkan enam warga Korut, satu orang Rusia, dan satu perusahaan Rusia. Departemen Keuangan AS mengatakan langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mencegah kemajuan program Korut dan untuk menghambat upayanya untuk mengembangkan teknologi senjata.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS tetap berkomitmen untuk melakukan diplomasi dengan Korut. "Apa yang telah kami lihat dalam beberapa hari terakhir hanya menggarisbawahi keyakinan bahwa jika ingin membuat kemajuan, kami perlu terlibat dalam dialog itu," katanya dalam jumpa pers reguler.

Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi itu mengikuti enam peluncuran rudal balistik Korut sejak September, yang masing-masing melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Di bawah Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson, langkah itu menargetkan penggunaan terus menerus perwakilan luar negeri Korut untuk mendapatkan barang secara ilegal untuk senjata.

Nelson mengatakan peluncuran terbaru Korut adalah bukti lebih lanjut bahwa mereka terus memajukan program-program terlarang meskipun ada seruan masyarakat internasional untuk diplomasi dan denuklirisasi. Dikatakan bahwa Departemen Luar Negeri telah menunjuk Choe Myong Hyon yang berbasis di Rusia, warga negara Rusia Roman Anatolyevich Alar, dan perusahaan Rusia Parsek LLC untuk kegiatan atau transaksi yang secara material berkontribusi pada proliferasi senjata pemusnah massal atau alat pengirimannya.

Choe Myong Hyon, perwakilan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua Korea Utara (SANS) yang berbasis di Vladivostok, disebut telah bekerja untuk mendapatkan peralatan terkait telekomunikasi dari Rusia. Empat perwakilan organisasi bawahan SANS Korut yang berbasis di China, Sim Kwang Sok, Kim Song-hun, Kang Chol-hak, Pyon Kwang-chol, dan satu orang Korut yang berbasis di Rusia, O Yong Ho, juga menjadi sasaran.

"Sim Kwang-sok, yang berbasis di Dalian, telah bekerja untuk mendapatkan paduan baja. Kim Song-hun, yang berbasis di Shenyang, perangkat lunak dan bahan kimia," ungkap Departemen Keuangan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement