Mantan sekretaris federal pengendalian narkotika Pakistan Akbar Durrani menjelaskan perdagangan narkoba di Afghanistan meningkat karena situasi di negara tersebut tidak stabil. Selain itu, Afghanistan mengalami banyak tantangan mulai dari krisis ekonomi hingga krisis pangan.
Afghanistan adalah negara penghasil opium dan heroin terbesar dunia. Afghanistan memproduksi metamfetamin murah di pabrik lokal, ephedra. Negara tersebut juga memproduksi resin ganja dalam jumlah besar yang dikenal sebagai hashish.
Taliban bersumpah untuk melarang narkoba tetapi perdagangan narkoba berkembang pesat di bawah kekuasaan Taliban. Petani telah melaporkan peningkatan budidaya opium poppy pada musim tanam ini. Selain itu, bukti menunjukkan peningkatan produksi metamfetamin. Taliban tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari masalah penyelundupan narkoba.
Obat-obatan terlarang merupakan jalur kehidupan ekonomi bagi sebagian besar warga Afghanistan. Negara itu terjerumus dalam krisis kemanusiaan setelah penarikan pasukan asing dan sanksi terhadap Taliban yang kembali berkuasa pada Agustus 2021 lalum
Perdagangan narkoba dari Afghanistan berada pada tingkat yang tinggi. Sejauh ini, telah terjadi penyitaan narkoba dalam jumlah besar di sepanjang Rute Balkan. Rute tersebut digunakan untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang dari Afghanistan melalui Iran dan Turki ke Eropa, dan Rute Selatan, melalui Pakistan dan Samudra Hindia.
Pada Desember, polisi di Iran tenggara melaporkan ada lebih dari 103 ton obat-obatan disita dalam 8 bulan terakhir. Sementara lebih dari 14 ton narkotika disita di provinsi Bushehr dalam 9 bulan terakhir. Jumlah tersebut mewakili peningkatan 25 persen pada periode yang sama pada 2020.