PBB menyambut langkah Taliban membuka kembali universitas-universitas negeri di Afghanistan dan turut mengizinkan kaum wanita berkuliah. "Mari kita semua mendukung kembalinya siswa perempuan dan laki-laki Afghanistan ke universitas-universitas di seluruh Afghanistan," ujar Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, lewat akun Twitter pribadinya.
PBB menilai, penting bagi generasi muda Afghanistan memiliki akses yang sama ke pendidikan. Lyons pun mendorong para pihak untuk membantu peningkatan kualitas tenaga pengajar di negara tersebut "Pendukung dapat mempertimbangkan berbagai program beasiswa serta dukungan berkelanjutan bagi profesor wanita dan pria (di Afghanistan)," kata Lyons.
Sekelompok aktivis wanita di Afghanistan telah beberapa kali menggelar demonstrasi di ibu kota Kabul. Mereka menuntut janji pemerintahan Taliban dalam memenuhi hak-hak dasar bagi kaum wanita di sana. Tak hanya di bidang pendidikan, tapi juga pekerjaan dan partisipasi politik.
Aksi unjuk rasa demikian terbilang sangat berani. Sebab sebenarnya pemerintahan Taliban melarang adanya kegiatan protes. Belum lama ini, dua aktivis wanita terkemuka Afghanistan, yakni Tamana Zaryabi Paryani dan Parwana Ibrahimkhel ditangkap di kediaman mereka di Kabul.
Penangkapan dilakukan setelah keduanya berpartisipasi dalam aksi demonstrasi memprotes rezim Taliban. Taliban membantah terlibat dalam pembekukan Paryani dan Ibrahimkhel.