REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang hakim Kanada memberikan perintah sementara yang mencegah orang membunyikan klakson di ibu kota Kanada, Ottawa pada Senin (7/2/2022). Ketentuan ini berlaku hingga 10 hari.
Perintah ini adalah bagian dari gugatan class action yang diajukan atas nama penduduk pusat kota Ottawa. Beberapa di antaranya mengatakan mereka merasa tidak aman di lingkungan mereka sendiri.
"Membunyikan klakson bukanlah ekspresi dari pemikiran hebat yang saya sadari," ujar Hakim Hugh McLean dikutip dari BBC.
Bunyi klakson dari sekitar 400 hingga 500 truk telah memicu kemarahan di antara penduduk lokal dan pemilik bisnis. Bunyi yang keras dan terus-menerus itu telah menjadi salah satu ciri khas gerakan Freedom Convoy yang menentang mandat vaksin.
Walikota Ottawa Jim Watson meminta bala bantuan kepada Perdana Menteri Justin Trudeau dan Menteri Keamanan Publik Marco Mendicino. "Pendudukan telah berubah menjadi pendudukan yang agresif dan penuh kebencian di lingkungan kami," tulisnya.
Watson menyebut membunyikan klakson itu sama saja dengan perang psikologis. "Orang-orang hidup dalam ketakutan dan ketakutan," ujarnya.
Ada juga bukti penolakan dari warga. Tanda-tanda kecil di jendela-jendela lantai dasar sebuah gedung apartemen beberapa blok jauhnya bertuliskan: "Pergilan keluarga bodoh" dan "Vaksin selamatkan hidup".
"Kami tidak bisa membiarkan massa yang marah untuk membalikkan arah yang terus menyelamatkan nyawa dalam bentangan terakhir ini. Ini seharusnya tidak pernah menjadi preseden bagaimana membuat kebijakan di Kanada," kata Mendicino.
Wakil Kepala Polisi Steve Bell mengatakan kepada anggota dewan kota bahwa polisi telah menerima ancaman aktif terhadap tokoh masyarakat selama pendudukan kota yang berlangusng 11 hari. Polisi Ottawa telah menerima bantuan dari ratusan petugas di lembaga kepolisian lainnya, tetapi mereka mengatakan itu tidak cukup.
Selain tindakan itu, polisi Ottawa mengatakan bahwa telah menyita ribuan liter bahan bakar. Petugas pun memindahkan sebuah kapal tanker minyak sebagai bagian dari tindakan keras untuk mengakhiri protes selama berhari-hari.
Sejak Ahad (6/2) malam, polisi mulai memindahkan pasokan gas dan bahan bakar di perkemahan logistik yang didirikan oleh pengunjuk rasa setelah walikota kota mengumumkan keadaan darurat. Rantai pasokan yang terorganisir dengan baik telah menopang para pengunjuk rasa. Menurut polisi, sebagian mengandalkan dana dari simpatisan di Amerika Serikat.