Aliansi yang Berkembang
AS dan negara-negara Barat lainnya menopang aliansi di kawasan itu seiring dengan tumbuhnya pengaruh China, menghidupkan kembali pengelompokan informal seperti Quad dan memperdalam hubungan dengan negara-negara di Asia Pasifik. Beberapa di antaranya terlibat dalam sengketa maritim dengan China.
Pakta keamanan AUKUS, di mana Australia akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir AS, memicu kemarahan di China. AUKUS juga menyebabkan kemarahan di Prancis ketika menemukan kesepakatan kapal selamnya sendiri dengan Canberra tiba-tiba dibatalkan.
Prancis sejak itu bergerak untuk memperkuat hubungannya dengan mitra lama termasuk Jepang dan India. Lalu beralih ke negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, yang juga punya kekhawatiran tentang kesepakatan AUKUS.
Kedua negara memperdalam perjanjian kemitraan strategis mereka selama kunjungan dua hari oleh Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian ke Indonesia November lalu. Itu adalah bulan yang sama di mana AUKUS diumumkan. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik keputusan Indonesia untuk memilih 'keunggulan industri Prancis'. Dia menulis di Twitter bahwa kesepakatan Rafale akan 'memperkuat kemitraan negara'.
Eric Trappier, CEO pabrikan Dassault Aviation, mengatakan kontrak tersebut menandai dimulainya kemitraan jangka panjang yang akan membuat Dassault Aviation dengan cepat meningkatkan kehadirannya di Indonesia. Hal ini juga dinilai menunjukkan ikatan yang kuat antara Indonesia dan Prancis serta memperkuat posisi kepulauan terbesar di dunia itu sebagai kekuatan utama dalam panggung internasional. Indonesia juga memiliki pesanan peralatan militer dengan Korea Selatan dan India.