Stigma dan ketakutan akan konsekuensi profesional juga mencegah beberapa petugas kesehatan mengakses dukungan. Penelitian di Eropa menunjukkan cerita serupa. Laura Hyde Foundation, sebuah badan amal kesehatan mental di Inggris untuk petugas kesehatan, melakukan survei daring terhadap 850 pekerja di layanan kesehatan nasional Inggris antara Maret dan April 2021. Hasilnya menunjukkan staf mungkin kehilangan dukungan karena persepsi yang berkelanjutan. Selain itu, ada stigma yang melekat pada kesehatan mental yang buruk.
Lebih dari setengah responden merasa tidak nyaman mengambil layanan dukungan kesehatan mental. Dua alasan utama adalah takut mengecewakan rekan-rekan mereka dan dicoret dari daftar medis. Di Spanyol, penelitian serupa menemukan bahwa prevalensi pikiran dan perilaku bunuh diri di antara pekerja rumah sakit selama gelombang pertama pandemi adalah 8,4 persen.
“Jangan salah, kita sekarang memasuki pandemi baru,” kata Liam Barnes, Ketua Yayasan Laura Hyde, tahun lalu.
Pandemi jadi masalah kesehatan mental bagi pekerja garis depan yang meningkat pada saat darurat nasional. Para ahli di Denmark, Inggris, AS, dan Afrika Selatan menulis makalah bersama tentang bagaimana petugas kesehatan harus didukung dengan baik di masa depan dalam pandemi dan seterusnya.
Mereka menyerukan tingkat staf yang memadai dan upah yang adil untuk pekerja. Selain itu, pertolongan pertama psikologis selama masa krisis, beban kerja yang berat atau kondisi kerja menantang, serta dukungan jangka panjang melalui program dukungan kesehatan mental yang dapat diakses.
Makalah ini juga meminta para pemimpin layanan kesehatan untuk memberi contoh dan membantu menghilangkan stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental di antara staf layanan kesehatan. Berikut juga menumbuhkan budaya kerja transparansi, kepercayaan, rasa hormat, keterbukaan, kesetaraan, empati, dan dukungan.