Selasa 15 Mar 2022 03:40 WIB

Intelijen AS: Putin Mulai Frustrasi

Perang yang diprediksi dimenangkan dalam dua hari sudah memasuki hari ke-20.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Foto:

Hingga saat ini belum ada tanda-tanda perang akan berakhir. Hampir tidak terbayangkan Presiden Ukraina  Volodymyr Zelenskyy yang mendapatkan sanjungan dunia atas kepemimpinannya pada perlawanan Ukraina tiba-tiba mengakui aneksasi Rusia di Crimea atau mendukung pemerintah pro-Rusia di timur Ukraina.

Bila Putin berhasil menguasai Kyiv dan menumbangkan Zelenskyy. Ia masih harus berhadapan dengan pemberontak yang didukung Barat di negara yang berpenduduk 40 juta jiwa itu.

"Ia tidak memiliki akhir politik yang berkelanjutan dalam menghadapi perlawanan sengit dari rakyat Ukraina," kata Burns.

Direktur intelijen nasional pemerintah Presiden Joe Biden, Avril Haines mengatakan Putin menilai tidak sanggup kalah dari perang ini. Tetapi apa yang mungkin ingin dia terima sebagai kemenangan dapat berubah seiring waktu mengingat biaya signifikan yang ia keluarkan,” kata Haines.

Ia menambahkan para analis intelijen mengira langkah Putin meningkatkan kesiagaan nuklir baru-baru "mungkin dimaksudkan untuk mencegah Barat memberikan bantuan tambahan ke Ukraina."

Kekhawatiran Gedung Putih mengenai kemungkinan meningkatnya eskalasi dalam perang Ukraina kerap membuat politisi baik dari Partai Demokrat maupun Republik frustasi. Setelah sempat memberi sinyal dukungan, pemerintah Biden menolak rencana Polandia mendonasikan pesawat tempur era Uni Soviet ke Ukraina.

Sebelumnya pemerintah AS menunda sanksi pada pipa gas Nord Stream 2. Washington juga tidak mengirimkan rudal panggul pertahanan udara Stinger ke Ukraina sebelum mengubah keputusan.

Haines mengatakan Putin mungkin melihat pengiriman pesawat ke Ukraina sebagai keputusan yang lebih besar dibandingkan senjata-senjata anti-tank atau anti-pesawat tempur. Haines tidak mengungkapkan apakah pemerintah AS memiliki data intelijen mengenai hal tersebut.

Anggota House of Representative dari Partai Demokrat Mike Quigley mengatakan pemerintah Biden selalu "terlambat dalam satu dua langkah" karena takut membuat Putin berang. Ia mendesak Gedung Putih segera menyetujui pengiriman pesawat.

 

"Saya pikir itu seperti berdalih, bila ada orang yang mengira Putin akan membedakannya 'oh yang itu datang dari Polandia' dia akan lihat semua (pengiriman senjata) sebagai peningkatan eskalasi," kata Mike Quigley.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement