Rabu 27 Apr 2022 14:50 WIB

Dirjen WHO: Kita 'Semakin Buta' tentang Penularan Covid-19

Dirjen WHO serukan negara-negara pertahankan langkah pengawasan terhadap Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan semakin banyak negara mengurangi pengujian Covid-19. Akibatnya WHO semakin sedikit menerima informasi tentang penularan dan genom sekuensing.
Foto:

Selain itu, beberapa pasien mengalami gejala pernapasan bagian atas seperti hidung tersumbat, dan gejala gastrointestinal. termasuk sakit perut, muntah, dan diare. Beberapa gejala Covid-19, seperti kehilangan fungsi indra pengecap atau penciuman jarang terlihat pada infeksi BA.2 dibandingkan dengan varian sebelumnya, termasuk delta.

"Belum ada perubahan gejala yang signifikan. Biasanya hidung tersumbat atau sakit tenggorokan. Tetapi gejalanya bisa lebih ringan, terutama pada individu yang divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi," kata Eric Cioe-Peña, direktur kesehatan global di Staten Island University Hospital, seperti dilansir dari Health, Rabu (27/4/2022).

photo
Infografis rekombinan omicron. - (Republika)

Orang yang mengalami gejala apa pun yang terkait dengan Covid-19, penting untuk melakukan tes, terutama saat bepergian, meskipun telah divaksinasi dan mendapat booster. Sebab, menurut Cioe-Peña, tes Covid-19 bisa mencegah penularan pada kelompok rentan.

Tes PCR masih dianggap sebagai cara paling akurat untuk menguji Covid-19, terlepas dari jenis variannya. Orang kini bisa menggunakan tes antigen di rumah sebagai alternatif untuk mendeteksi infeksi aktif.

"Hasil tes cepat di rumah yang negatif berarti tes tersebut tidak mendeteksi virus, tetapi tidak sepenuhnya mengesampingkan infeksi. Pengguna perlu mengulangi tes 24 hingga 48 jam kemudian untuk memeriksa ulang," kata Boden-Albala.

 

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement