Senin 09 May 2022 20:20 WIB

Putra Diktator Mungkin Memenangkan Pemilihan Filipina

Presiden baru Filipina dihadapkan dengan masalah ekonomi dan pengangguran.

Rep: Lintar Satria/Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga menunjukkan tinta di jarinya sebagai tanda bahwa ia telah selesai memberikan suara pada pembukaan pemilu pada Senin 9 Mei 2022 di Quezon City, Filipina. Orang Filipina mulai memberikan suara untuk presiden baru pada hari Senin, dengan putra seorang diktator yang digulingkan dan seorang pejuang reformasi dan hak asasi manusia sebagai pesaing utama dalam momen lemah dalam demokrasi Asia yang sangat terpecah.
Foto:

Dalam kesempatan terpisah polisi menyelidiki pembunuhan tiga anggota pasukan penjaga perdamaian setempat yang ditembak orang tak dikenal dekat tempat pemungutan suara di Provinsi Maguindanao sebelah selatan Mindanao. Polisi belum mengumumkan motif penembakan.

Media-media setempat melaporkan terjadi antrian panjang di sejumlah tempat pemungutan suara karena mesin penghitungan suara rusak. Robredo yang memilih di Provinsi Camarines Sur mengungkapkan kekhawatirannya mengenai laporan tersebut.

"Saya berharap pihak berwenang akan menunjukkan mereka terbaik dari segalanya," katanya pada wartawan.

Sementara itu  Pacquiao mengatakan jajak pendapat tidak pernah mempublikasikan dukungan rakyat kelas menengah bawah padanya dan ia "percaya diri" dapat menunjukkan kejutan. Pacquiao yang maju dalam pemilihan presiden kerap bertahan di posisi nomor tiga.

Voter Thelma Manansala mengatakan ia berharap kompatriotnya akan cerdas dalam memilih pemimpin berikutnya. Marcos didukung banyak pemilih muda yang lahir setelah revolusi 1986.

Pasalnya ia melancarkan kampanye besar-besaran di media sosial dengan tema revisionisme historis. Pendukungnya mengatakan narasi penjarahan kekayaan negara, kronisme, dan brutalitas ayahnya merupakan kebohongan yang disebarkan lawan politiknya.

Kritikus mengatakan Marcos dan pendukungnya menyebarkan versi sejarah yang salah. Tim kampanye Marcos membantah menyebarkan informasi palsu.

Walaupun digulingkan keluarga Marcos kembali ke Filipina pada tahun 1990-an. Sejak itu Ferdinand Marcos Jr memulai karir politiknya. Ia dapat terus naik karena kekayaan dan koneksi yang luas.

Pemilihan tahun ini juga kesempatan Marcos untuk membalas kekalahannya dari Robredo dalam pemilihan wakil presiden 2016. Ia kalah dengan 200 ribu suara. Marcos menghindari perdebatan dan mengkampanyekan optimisme dan persatuan.

 

Robredo seorang mantan pengacara hak asasi manusia dan liberal yang teguh. Ia berjanji bila terpilih akan memperbaiki pelayanan kesehatan, kesejahteraan, memerangi kemiskinan, dan memperbaiki persaingan usaha.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement