Ahad 22 May 2022 18:25 WIB

Epidemiolog WHO Yakin Cacar Monyet tak akan Jadi Pandemi Baru

WHO yakin cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Foto yang dipasok CDC pada 1997 menunjukkan salah satu kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo.  Ilmuwan masih belum mengerti penyebab kian banyaknya kasus cacar monyet terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara pada 2022. Penyakit ini awalnya banyak ditemukan di Afrika.
Foto:

Dia menerangkan, masyarakat dapat meminimalkan peluang terpapar atau terinfeksi dengan cara melindungi mereka dari kontak fisik. “Mereka harus waspada bahwa ini menyebar dan mereka harus sangat berhati-hati ketika mereka melakukan kontak fisik dalam bentuk apa pun,” ujarnya.

Untuk saat ini, Heymann mengaku belum mengetahui apakah ada infeksi tanpa gejala atau apakah setiap infeksi menyebabkan lesi kulit. Sama seperti Heymann, epidemiolog dari University of East Anglia, Profesor Paul Hunter, meyakini, cacar monyet tidak akan berubah menjadi pandemi baru.

“Yang penting adalah ada vaksin yang bekerja dan itu adalah vaksin yang sama yang kami gunakan untuk cacar. Tapi hari ini, saya percaya, tebakan terbaik yang pernah saya dengar adalah bahwa itu 85 persen efektif melawan cacar monyet, bahkan jika Anda memberikannya dua atau tiga hari setelah seseorang terpapar. Pada akhirnya, ini tidak terlalu menular kecuali Anda memiliki kontak dekat dengan seseorang,” kata Hunter.

Baca juga : Waspada, Penderita Cacar Monyet Masih Bisa Menular Hingga Empat Pekan

Dia enggan menyamakan penemuan puluhan kasus cacar monyet di sejumlah negara dengan situasi Covid-19. "Jika kita mendapatkan vaksinasi dengan benar, kita harus bisa mengendalikannya dengan cukup cepat," ucapnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement