REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya siap meluncurkan operasi militer baru di Suriah. Dia menyebut, hal itu bertujuan mengamankan perbatasan selatan Turki.
Erdogan menjelaskan, Turki ingin melanjutkan upaya untuk menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer di sepanjang perbatasan negaranya dengan Suriah.
“Kami akan segera mengambil langkah-langkah baru mengenai bagian yang tidak lengkap dari proyek yang kami mulai di zona aman sedalam 30 kilometer yang kami buat di sepanjang perbatasan selatan kami,” ucapnya setelah pertemuan kabinet, Senin (23/5/2022).
Erdogan tak mengungkap detail dari rencana operasi militer terbaru Turki di Suriah. Dia hanya mengatakan bahwa hal itu bakal dilakukan setelah militer, intelijen, dan pasukan keamanan Turki menyelesaikan persiapan mereka.
Turki telah melakukan beberapa operasi militer ke Suriah sejak 2016. Setidaknya ada dua operasi besar, yakni bernama Operation Euphrates Shield dan Olive Branch. Tujuan dari operasi-operasi itu adalah menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan Suriah. Mereka membidik pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan Partai Persatuan Demokratik Suriah (PYD). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris. Turki memiliki perbatasan sepanjang 911 kilometer dengan Suriah. Ia telah lama mengecam ancaman pasukan Kurdi di timur Sungai Eufrat dan pembentukan “koridor teroris” di sana.
Ankara ingin memukimkan kembali dua juta pengungsi Suriah di zona aman seluas 30 kilometer yang membentang dari Sungai Eufrat ke perbatasan Irak, termasuk Manbij. Namun Turki menilai rencana itu tak bisa diwujudkan selama pasukan Kurdi, seperti PKK dan YPG menghuni daerah tersebut.