Selasa 07 Jun 2022 11:47 WIB

Dibayangi Perang Rusia-Ukraina, Perempuan Finlandia Ikuti Pelatihan Kesiapsiagaan Militer

Ini merupakan tradisi lama Finlandia dalam sukarelawan masa perang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin saat keberangkatan pada akhir KTT Uni Eropa di Brussel, Jumat, 17 Desember 2021. Perempuan Finlandia belajar kesiapsiagaan militer karena perang Rusia-Ukraina.
Foto:

Moberg mengatakan, dia akan mengikuti lebih banyak kursus kesiapsiagaan untuk siap menghadapi krisis. Mulai dari krisis kecelakaan besar di pembangkit nuklir atau bencana alam.

"Keberanian bukan berarti tidak takut, tapi kita harus bertindak," ujar Moberg.

Perang di Ukraina telah menyebabkan kewaapadaan besar di Finlandia. Negara tersebut berbagi perbatasan sepanjang 1.300 km dengan Rusia. Selama Perang Dunia Kedua, Finlandia berperang dua kali melawan Uni Soviet. Dalam perang tersebut, sekitar 100 ribu orang Finlandia terbunuh.

Didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina, Finlandia memutuskan untuk mengajukan keanggotaan dalam aliansi militer NATO. Seorang relawan militer, Satu Miettinen (36 tahun) mengatakan, Finlandia adalah negara yang baik untuk membesarkan anak-anak. Oleh karena itu, keinginan warga Finlandia untuk membela negaranya sangat besar.

"Ini adalah negara yang baik untuk ditinggali dan membesarkan anak-anak. Ini pasti layak untuk dipertahankan. Keinginan untuk membela negara kita sangat kuat di Finlandia," kata Miettinen.

Miettinen dibesarkan oleh neneknya, yang pernah menjadi relawan Perang Dunia Kedua. Miettinen mengatakan, neneknya berkata kepada dirinya bahwa, Moskow dapat menyerang Finlandia lagi.

“Karena itu saya selalu memiliki kecurigaan itu,” ujar Miettinen. 

Parlemen Finlandia menyetujui proposal untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Keputusan ini akan mengubah tradisi kebijakan luar negeri Finlandia ini dipicu invasi Rusia ke Ukraina.

Pada Mei lalu, Ketua Parlemen Finlandia Matti Vanhanen mengatakan dari 200 kursi 188 anggota parlemen setuju dan delapan menolak. Menteri Luar Negeri Pekka Haavisto mengatakan, tidak ada alasan untuk merayakan keputusan itu karena "ada perang di Eropa."

"Keanggotaan Finlandia di NATO tidak akan mengubah pola pikir kami yang akan selalu mencari solusi damai dan kami negara cinta damai yang akan mengedepankan dan mencari solusi diplomasi untuk setiap konflik," kata Haavisto dalam debat di parlemen.

 

Presiden Rusia Vladimir Putin menentang keanggotaan Finlandia di NATO. Putin menekankan bahwa, meninggalkan kebijakan tradisional berupa netralitas militer akan keliru, karena tidak ada ancaman keamanan yang dihadapi Finlandia. Kremlin mengatakan, perubahan dalam kebijakan luar negeri tersebut dapat membawa dampak negatif pada hubungan Rusia-Finlandia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement