Kamis 23 Jun 2022 09:52 WIB

AS Perluas Kapasitas Pengujian Cacar Monyet

Ada 142 kasus cacar monyet yang dilaporkan di 24 negara bagian, termasuk Washington.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Poster Broadway muncul di luar Teater Richard Rodgers selama penguncian Covid-19 di New York pada 13 Mei 2020. Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memperluas kapasitas pengujian cacar monyet ke lima perusahaan laboratorium komersial.
Foto:

Organisasi Keaehatan Dunia (WHO) mengatakan, Monkeypox atau cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970. WHO membentuk komite ahli darurat untuk menentukan apakah wabah cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan global. Wabah cacar monyet yang menjadi endemik di Afrika, kini telah menyebar luas ke negara nonendemik seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

"Kami percaya bahwa itu juga memerlukan beberapa tanggapan terkoordinasi karena penyebaran geografis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tedros mengatakan, pertemuan para ahli dari luar juga dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang virus tersebut. Dengan mendeklarasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional, maka akan diperlakukan sama dengan pandemi Covid-19. Melalui deklarasi tersebut, WHO akan menganggap penyakit yang biasanya langka sebagai ancaman berkelanjutan bagi negara-negara secara global.

Direktur Kedaruratan WHO untuk Afrika, Ibrahima Soce Fall, mengatakan, jumlah kasus cacar monyet meningkat setiap hari. Sementara pejabat kesehatan menghadapi kesenjangan dalam hal pengetahuan tentang dinamika penularan di Afrika maupun di luar Afrika.

“Dengan saran dari komite darurat, kita bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengendalikan situasi.  Tetapi itu tidak berarti bahwa kita langsung menuju darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujar Soce Fall, merujuk pada tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk wabah virus.  

“Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali untuk mulai membentuk komite darurat," kata Soce Fall menambahkan.

 

WHO tidak merekomendasikan vaksinasi massal, tetapi menyarankan penggunaan vaksin yang bijaksana. WHO mengatakan, pengendalian penyakit tbergantung pada sejumlah langkah seperti pengawasan, pelacakan kasus dan mengisolasi pasien.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement