REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr yang baru dilantik, pada Sabtu (2/7/2022) telah memveto rancangan undang-undang (RUU) terkait pembangunan zona ekonomi khusus di utara Ibu Kota Manila. Marcos, mewarisi utang negara dari pemerintahan sebelumnya senilai lebih dari 200 miliar dolar AS yang didorong oleh respons pandemi dan dampaknya terhadap ekonomi.
"Kehati-hatian fiskal harus dilakukan terutama pada saat sumber daya langka dan kebutuhan melimpah," kata Marcos dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Kongres.
Marcos mengatakan, menciptakan zona ekonomi khusus baru akan menimbulkan risiko keuangan yang substansial bagi negara. Zona ekonomi khusus ini akan menawarkan tunjangan pajak kepada investor.
Pada Mei, majelis tinggi kongres mengesahkan RUU yang menciptakan zona ekonomi khusus di Provinsi Bulacan. RUU ini dibuat oleh Senator Imee Marcos, yang merupakan saudara perempuan Marcos Jr. Senator Imee Marcos tidak menanggapi permintaan komentar terkait veto RUU zona ekonomi khusus.
Zona ekonomi khusus akan mencakup proyek bandara internasional senilai 15 miliar dolar AS dari konglomerat San Miguel Corp. Bandara internasional akan dirancang untuk menangani 100 juta penumpang setiap tahun. Kapasitas bandara internasional baru ini lebih besar dibandingkan dengan bandara yang ada di Manila dengan 31 juta penumpang.
Marcos Jr. dilantik sebagai presiden baru Filipina pada Kamis (30/6). Pelantikan Marcos Jr. menandai kebangkitan politik yang menakjubkan untuk salah satu dinasti politik paling terkenal di Asia.Dikenal sebagai "Bongbong" Marcos Jr (64 tahun) telah menang dalam pemilihan presiden bulan lalu. Dia akan menggantikan Rodrigo Duterte. Marcos Jr. mengambil sumpah pada Kamis siang waktu setempat dalam upacara publik di Museum Nasional, Manila. Dia disumpah di hadapan ratusan pejabat dan jurnalis lokal dan asing.
Ayah Marcos Jr. memerintah Filipina selama dua dekade dari 1965, hampir setengahnya di bawah darurat militer. Ribuan lawan Marcos dipenjara, dibunuh atau dihilangkan selama pemerintahannya. Nama keluarga Marcos menjadi identik dengan pemborosan dan hilangnya uang kas negara senilai miliaran dolar. Namun keluarga Marcos telah menolak tuduhan penggelapan uang negara.