Rabu 03 Aug 2022 16:56 WIB

Warga Ukraina Berisiko Hadapi Ketegangan Antipengungsi

Pesan antipengungsi sudah menyebar di media sosial negara tetangga Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Kerusakan di lokasi sebuah bangunan tempat tinggal setelah ledakan, di Kyiv, Ukraina, Ahad, 26 Juni 2022. Pengungsi Ukraina kemungkinan akan menjadi korban dari meningkatnya ketegangan dan kampanye disinformasi di negara tuan rumah.
Foto:

Lawley mengatakan, tanggapan awal dari komunitas tuan rumah adalah solidaritas dan ramah. Namun setelah periode enam hingga 12 bulan, sambutan hangat mulai mendingin.

"Tidak ada alasan yang jelas mengapa konteks seperti Moldova dan Rumania, misalnya, akan dikecualikan. Ketika Anda mempertimbangkan bagaimana krisis biaya hidup global berdampak pada semua orang, kami berpendapat bahwa kami memperkirakan ketegangan akan segera berkembang jika tindakan tidak diambil," ujar Lawley.

Moldova khususnya telah merasakan ketegangan sejak pecahnya perang di negara tetangga Ukraina. Negara termiskin di Eropa telah menampung sekitar 100.000 pengungsi, terbanyak per kapita di Eropa.

Angka tersebut setara dengan sekitar lima persen dari populasi. Padahal negara ini inflasi mencapai 27 persen dan ketergantungan hampir total pada Rusia dan Belarusia untuk gas telah menyebabkan krisis bahan bakar.

Laporan tersebut menetapkan sejumlah rekomendasi yang diperlukan untuk memastikan pengungsi Ukraina tidak mengalami nasib yang sama seperti yang lain. Infrastruktur lokal harus ditingkatkan untuk semua komunitas, kampanye komunikasi yang mempromosikan koeksistensi dan pendidikan tentang pengungsi, serta peluang bagi komunitas tuan rumah dan pengungsi Ukraina harus didorong.

 

“Ada banyak pembelajaran berharga yang dapat diambil oleh pemerintah dan responden kemanusiaan di negara-negara yang menampung sejumlah besar pengungsi dari Ukraina seperti kejadian Lebanon, Cile, Bangladesh, Kenya, dan Uganda,” kata laporan tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement