REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken, mengecam latihan militer yang digelar China di Selat Taiwan. Menurutnya, kegiatan tersebut provokatif dan memicu eskalasi di kawasan tersebut.
Blinken mengatakan, tidak ada pembenaran bagi China untuk menggelar latihan militer sebagai respons atas kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taipei pada Selasa (2/8) lalu.
“Tindakan provokatif ini merupakan eskalasi yang signifikan,” ujar Blinken setelah menghadiri The US-ASEAN Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (5/8/2022).
Blinken mengeklaim, saat bertemu Menlu Cina Wang Yi dalam pertemuan menlu G20 di Bali pada Juli lalu, dia telah menyampaikan Nancy Pelosi kemungkinan akan berkunjung ke Taiwan. “Kami mengantisipasi, China mungkin mengambil langkah-langkah seperti ini. Sebenarnya kami menggambarkan skenario yang tepat ini,” ucapnya.
Kendati demikian, Blinken menekankan, kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan berlangsung damai. “Tidak ada pembenaran untuk respons militer yang ekstrem, tidak proporsional, dan meningkat ini,” ujarnya.
China telah mengumumkan akan menjatuhkan sanksi ke Nancy Pelosi karena telah mengunjungi Taiwan. “Kunjungan Pelosi ke Taiwan adalah manipulasi politik yang terang-terangan serta pelanggaran mencolok dan serius terhadap kedaulatan serta integritas teritorial Cina. Menanggapi kolusi dan provokasi AS-Taiwan, serangan balasan Cina wajar saja,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Cina Deng Li, Jumat.
Pelosi mengunjungi Taiwan pada Selasa lalu. Ia menjadi pejabat tertinggi AS yang melakukan lawatan ke Taipei dalam 25 tahun. China memprotes keras kunjungan tersebut. Sesaat setelah Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa malam lalu, Beijing menggelar latihan militer gabungan di Selat Taiwan. Latihan itu dilanjutkan pada Kamis (4/8) lalu dan akan berlangsung hingga Ahad (7/8) mendatang.
Dalam latihannya pada Kamis lalu, China meluncurkan sejumlah rudal balistik. Terakhir kali Negeri Tirai Bambu meluncurkan rudal ke perairan sekitar Taiwan terjadi pada 1996. Sebanyak lima rudal balistik yang diluncurkan militer China jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang. "Lima dari sembilan rudal balistik yang diluncurkan Cina diyakini telah mendarat di ZEE Jepang," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi.