Jumat 26 Aug 2022 20:55 WIB

Paus Fransiskus akan ke Korea Utara Jika Diundang

Paus Fransiskus bersedia ke Korea Utara jika diundang

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Paus Fransiskus dilaporkan telah meminta undangan kunjungan dari Korea Utara (Korut). Ia mengakui akan ke negara yang terisolasi tersebut jika diundang.
Foto: AP/Andrew Medichini
Paus Fransiskus dilaporkan telah meminta undangan kunjungan dari Korea Utara (Korut). Ia mengakui akan ke negara yang terisolasi tersebut jika diundang.

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY - Paus Fransiskus dilaporkan telah meminta undangan kunjungan dari Korea Utara (Korut). Ia mengakui akan ke negara yang terisolasi tersebut jika diundang.

"Saya akan pergi ke sana segera setelah mereka mengundang saya. Saya mengatakan mereka harus mengundang saya. Saya tidak akan menolak," kata Paus dalam laporan media Korea, KBS, dikutip Reuters, Jumat (28/8/2022).

Kunjungan tersebut akan menjadi yang pertama oleh seorang paus ke negara tertutup itu. Pyongyang  tidak mengizinkan para imam ditempatkan secara permanen di negaranya. Sedikit sekali yang diketahui tentang berapa banyak warganya yang beragama Katolik, atau bagaimana mereka mempraktekkan iman mereka.

Mantan presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, yang beragama Katolik, telah mendesak Paus Fransiskus untuk mengunjungi Korut. Ia mengatakan kunjungan kepausan ke Pyongyang akan membantu membangun perdamaian di semenanjung Korea.

Ketika dia bertemu dengan paus pada 2018, Moon menyampaikan undangan lisan kepada Paus Fransiskus dari pemimpin Korut Kim Jong-un. Namun Vatikan masih menunggu undangan tertulis.

Pada saat itu, para pejabat Vatikan mengatakan paus dapat mempertimbangkan perjalanan semacam itu dalam kondisi tertentu jika itu dapat membantu penyebab perdamaian. Seperti kiat ketahui, Paus Fransiskus telah mengajukan banyak permohonan untuk pemulihan hubungan antara kedua Korea.

Tahun lalu, Moon kembali bertemu dengan paus dan memberinya salib yang terbuat dari kawat berduri dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua belah pihak. Dia kembali mendesak paus untuk mengunjungi Korut.

Konstitusi Korut menjamin kebebasan beragama selama tidak merusak negara. Namun di luar beberapa tempat ibadah yang dikendalikan negara, termasuk gereja Katolik di ibu kota, Pyongyang, tidak ada kegiatan keagamaan terbuka yang diizinkan dan pihak berwenang telah berulang kali memenjarakan misionaris asing.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement