Senin 12 Sep 2022 01:56 WIB

AS Peringati 21 Tahun Serangan Teror 9/11

Peristiwa 11/9 menjadi titik refleksi atas serangan teror yang menewaskan 3.000 jiwa.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Charlotte Newman, 8, mengunjungi National September 11 Memorial and Museum di New York, 8 September 2013. Pada hari Minggu, 11 September 2022, Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya akan menghadiri upacara ground zero, tetapi menurut tradisi , tidak ada tokoh politik yang berbicara di sana. Sebagai gantinya, kerabat korban bergiliran membaca nama-nama orang mati selama berjam-jam.
Foto:

Hal ini juga membangkitakan rasa kebanggaan dan persatuan nasional bagi banyak orang Amerika, sementara membuat Muslim AS dicurigai selama bertahun-tahun dan kefanatikan hingga menimbulkan perdebatan tentang keseimbangan antara keselamatan dan kebebasan sipil. Dalam cara yang halus dan sederhana, dampak 9/11 bergejolak melalui politik dan kehidupan publik Amerika hingga hari ini.

Serangan kala itu telah membayangi kehidupan pribadi ribuan orang yang selamat, merespons, atau kehilangan orang yang dicintai, teman, dan kolega. Lebih dari 70 rekan kerja Sekou Siby tewas di Windows on the World, restoran di atas menara utara pusat perdagangan. Siby telah dijadwalkan untuk bekerja pagi itu sampai juru masak lain memintanya untuk berganti shift.

Siby tak pernah mengambil pekerjaan di restoran lagi sebab itu membangunkan kenangan lama. Imigran Pantai Gading itu bergulat dengan hatinya dalam memahami kengerian bom di negara tempat dia datang mencari kehidupan yang lebih baik.

"Setiap 9/11 adalah pengingat dari apa yang saya hilangkan yang tidak akan pernah bisa saya pulihkan lagi," kata Siby, yang sekarang menjadi presiden dan CEO ROC United. Kelompok advokasi pekerja restoran berevolusi dari pusat bantuan untuk pekerja Windows on the World yang kehilangan pekerjaan ketika menara kembar jatuh.

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement