Sementara, permintaan suvenir Raja Charles III kemungkinan meningkat. Maraknya penjualan suvenir tidak resmi kerajaan menimbulkan pertanyaan tentang hak cipta. Menurut seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum merek dagang, keluarga kerajaan tidam akan mengambil tindakan hukum terkait penjualan suvenir yang tidak berlisensi tersebut.
“Mengingat daya tarik monarki, maka akan menjadi pekerjaan panjang untuk menghentikan barang dagangan yang tidak berlisensi,” kata Charlotte Wilding, seorang mitra di perusahaan Wedlake Bell.
"Saya menduga Keluarga Kerajaan berpandangan bahwa mereka lebih suka tidak menghukum masyarakat umum atas 'dukungannya', bahkan jika dukungan itu mungkin tidak dalam bentuk yang benar," kata Wilding melalui email.
Sementara itu, penjual suvenir dengan lisensi resmi kerajaan menjalani masa berkabung selama 10 hari. Salah satunya, Royal Collection Trust, yang mengelola akses publik ke kediaman ratu. Dalam situs webnya, Royal Collection Trust mengatakan, seluruh tokonya yang berada di London, Windsor dan Edinburgh tutup untuk sementara. Mereka juga menangguhkan penjualan online pernak pernik bertema kerajaan, seperti magnet kulkas Istana Buckingham.