Kamis 15 Sep 2022 19:12 WIB

KTT SCO Bahas Keamanan Energi

Putin dan Modi akan bertemu hari kedua pertemuan SCO.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden China Xi Jinping, kanan, berbicara selama pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.
Foto: Alexandr Demyanchuk, Sputnik, Kremlin Pool Ph
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden China Xi Jinping, kanan, berbicara selama pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra mengatakan pada Kamis (15/9/2022), anggota Shanghai Cooperation Organisation (SCO) akan membahas keamanan energi pada pertemuan di Uzbekistan. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung dua hari di Samarkand ini akan dihadiri antara lain oleh Perdana Menteri Narendra Modi, Perdana Menteri China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.

"Ketika kita berbicara tentang kerja sama ekonomi dalam konteks SCO, maka pertanyaan tentang keamanan energi dan masalah lainnya ... akan menjadi bagian dari diskusi," kata Kwatra ketika ditanya apakah keamanan energi dan pertukaran mata uang akan dibahas selama perjalanan Modi.

Baca Juga

Menurut Kwarta, diskusi yang dimulai pada Kamis ini akan melibatkan isu-isu topikal, regional, dan internasional. "Reformasi dan perluasan SCO, situasi keamanan di kawasan ... memperkuat konektivitas serta meningkatkan perdagangan dan pariwisata di kawasan itu," ujarnya.

Istana Kremlin mengatakan Putin dan Modi akan bertemu hari kedua pertemuan tersebut. Kedua pemimpin negara itu akan membahas perdagangan, termasuk makanan, serta penjualan pupuk Rusia.

Pertemuan tersebut bertepatan dengan peningkatan tajam dalam impor Rusia ke India, seperti minyak, batu bara, dan pupuk. Pembelian ini menjadi penting bagi Rusia karena berusaha mengamankan pasar baru setelah sanksi Barat diberlakukan menyusul invasi ke Ukraina.

Data dari sumber industri menunjukkan, penyulingan di India yang jarang membeli minyak Rusia sebelum perang Ukraina telah meningkatkan impor ke rekor 757 ribu barel per hari pada April-Agustus dibandingkan dengan 20 ribu barel per hari tahun sebelumnya. Rusia yang menjadi produsen minyak terbesar di blok SCO juga telah menyusul Amerika Serikat untuk muncul sebagai pemasok batu bara terbesar keempat India.

Impor batu bara India melonjak menjadi 9,35 juta ton dalam enam bulan penuh sejak invasi. Data dari konsultan India Coalmint menunjukkan, jumlah itu hampir dua kali lipat dari 4,83 juta ton selama periode yang sama tahun 2021.

Untuk pupuk, menurut situs web Kementerian Perdagangan India, impor India dari Rusia naik menjadi 1,03 miliar dolar AS pada April-Juli 2022 dibandingkan dengan 150,28 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Reserve Bank of India pada bulan Juli memperkenalkan mekanisme untuk menyelesaikan perdagangan internasional dalam rupee untuk mencegah dampak depresiasi mata uang global. Langkah ini dianggap membantu perdagangan dengan Rusia.

Sebuah badan perdagangan terkemuka memperkirakan penggunaan rupee dapat meningkatkan ekspor India ke Rusia menjadi sekitar 5 miliar dolar AS pada 2022/23, naik dari 3,3 miliar dolar AS pada tahun fiskal terakhir. Namun, ekspor India ke Rusia telah melambat sejak konflik Ukraina dimulai. Pada April-Juli, ekspor India turun sekitar sepertiga dari periode yang sama pada 2021.

Kelompok yang terbentuk pada 1990-an ini merupakan perjanjian keamanan antara Rusia, China, dan negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah. India dan Pakistan bergabung lima tahun lalu, menjadikannya organisasi regional terbesar di dunia yang terdiri dari 40 persen populasi dunia dan lebih dari setengahnya dari daratan Eurasia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement