Ahad 23 Oct 2022 10:09 WIB

80 Ribu Warga Jerman Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahsa Amini

Demonstran menyuarakan dukungan terhadap kaum perempuan Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang wanita memegang plakat bergambar Mahsa Amini Iran saat dia menghadiri protes terhadap kematiannya, di Berlin, Jerman, Rabu, 28 September 2022. Amini, wanita berusia 22 tahun yang meninggal di Iran saat berada di polisi tahanan, ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan secara ketat.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Seorang wanita memegang plakat bergambar Mahsa Amini Iran saat dia menghadiri protes terhadap kematiannya, di Berlin, Jerman, Rabu, 28 September 2022. Amini, wanita berusia 22 tahun yang meninggal di Iran saat berada di polisi tahanan, ditangkap oleh polisi moralitas Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Sekitar 80 ribu warga Jerman menggelar unjuk rasa di Berlin untuk menunjukkan solidaritas terhadap aksi memprotes kematian Mahsa Amini yang masih berlangsung di Iran, Sabtu (22/10). Mereka pun menyuarakan dukungan terhadap kaum perempuan Iran.

Dalam unjuk rasa tersebut, para peserta aksi berjalan menuju pusat kota Berlin. Sementara polisi mengawal mereka, termasuk memantau menggunakan helikopter. Sejumlah warga yang berpartisipasi dalam aksi tersebut mengacungkan poster bertuliskan “Perempuan, Kehidupan, Kebebasan”.

Baca Juga

 “Hari ini ribuan orang menunjukkan solidaritas mereka dengan perempuan pemberani dan demonstran di Iran. Kami ada di sisi kalian,” kata Menteri Urusan Keluarga Partai Hijau Jerman Lisa Paus lewat akun Twitter-nya, dikutip laman Al Arabiya.

Mahsa Amini adalah perempuan berusia 22 tahun. Pada 13 September lalu, dia ditangkap polisi moral Iran di Teheran. Penangkapan tersebut dilakukan karena hijab yang dikenakan Amini dianggap tak ideal. Di Iran memang terdapat peraturan berpakaian ketat untuk wanita, salah satunya harus mengenakan hijab saat berada di ruang publik.

Setelah ditangkap polisi moral, Amini ditahan. Ketika berada dalam tahanan, dia diduga mengalami penyiksaan. PBB mengaku menerima laporan bahwa Amini dipukuli di bagian kepala menggunakan pentungan. Selain itu, kepala Amini pun disebut dibenturkan ke kendaraan.

Setelah ditangkap dan ditahan, Amini memang tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit. Kepolisian Teheran mengklaim, saat berada di tahanan, Amini mendadak mengalami masalah jantung.

Menurut keterangan keluarga, Amini dalam keadaan sehat sebelum ditangkap dan tidak pernah mengeluhkan sakit jantung. Amini dirawat dalam keadaan koma dan akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada 16 September lalu.

Kematian Amini dan dugaan penyiksaan yang dialaminya seketika memicu kemarahan publik. Warga Iran turun ke jalan dan menggelar demonstrasi untuk memprotes tindakan aparat terhadap Amini. Perempuan-perempuan Iran turut berpartisipasi dalam aksi tersebut. Mereka bahkan melakukan aksi pembakaran hijab sebagai bentuk protes. Menurut kelompok Iran Human Rights, sejauh ini sedikitnya sudah 185 orang tewas selama aksi unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini berlangsung.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement