Kamis 17 Nov 2022 21:54 WIB

Israel Tempatkan Senjata Robotik Dengan Kendali Jarak Jauh di Tepi Barat

Senjata robotik ini dapat menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Israel menempatkan senjata robotik di dua titik rawan di wilayah pendudukan Tepi Barat. Senjata robotik ini dapat menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berujung spons ke pengunjuk rasa Palestina.
Foto:

Berbicara di markas besar perusahaan di Kibbutz Yagur di Israel utara, Kepala Eksekutif Smart Shooter, Michal Mor mengatakan senjata itu membutuhkan pemilihan target dan amunisi oleh manusia. Mor mengatakan, sistem senjata robotik itu meminimalkan korban dengan menjauhkan tentara dari kekerasan dan membatasi kerusakan tambahan dengan membuat tembakan lebih akurat.

Menurut Mor, di daerah padat penduduk seperti Al-Aroub, tentara dapat memantau orang-orang tertentu di tengah kerumunan. Sistem dapat menyala setelah algoritme menilai berbagai faktor seperti kecepatan angin, jarak, dan kecepatan.

Militer mengatakan perlindungan semacam itu meminimalkan risiko bagi tentara dan meningkatkan pengawasan atas aktivitas mereka. Militer juga mengatakan, teknologi tersebut memungkinkan tentara untuk menargetkan area tubuh yang “kurang sensitif” untuk meminimalkan bahaya dan menghindari penembakan orang yang lewat.

“Dengan cara ini, sistem mengurangi kemungkinan tembakan yang tidak akurat,” kata Mor.

Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, Omar Shakir, mengatakan, Israel sedang menuju ke arah dehumanisasi digital sistem senjata. Menurut Shakir, dengan menggunakan teknologi seperti itu, Israel telah menciptakan tong mesiu untuk pelanggaran hak asasi manusia.

Wakil Presiden lembaga think tank Center for a New American Security dan mantan penembak jitu Angkatan Darat AS, Paul Scharre, mengatakan, tanpa emosi dan dengan tujuan yang lebih baik, sistem otomatis berpotensi mengurangi kekerasan. Namun persoalannya adalah tidak ada norma internasional untuk "robot pembunuh".

"Ini hanya masalah waktu sebelum sistem otomatis ini diperlengkapi untuk menggunakan kekuatan yang mematikan," ujar Scharre.

Kekerasan di Tepi Barat telah melonjak selama beberapa bulan terakhir. Israel telah meningkatkan serangan penangkapan, setelah terjadi sejumlag serangan oleh warga Palestina di wilayah Israel yang menewaskan 19 orang pada musim semi lalu.  Kekerasan tersebut telah menewaskan lebih dari 130 warga Palestina tahun ini. Setidaknya 10 warga Israel lainnya tewas dalam serangan baru-baru ini.

Israel mengatakan serangan itu bertujuan untuk membongkar infrastruktur militan. Militer Israel mengatakan, mereka terpaksa bertindak karena lambatnya pergerakan pasukan keamanan Palestina. Menurut warga Palestina, serangan malam ke kota-kota mereka telah melemahkan pasukan keamanan mereka sendiri dan memperketat cengkeraman Israel.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement