Selasa 06 Dec 2022 20:15 WIB

Hu Jintao Hadiri Upacara Pemakaman Mendiang Jiang Zemin

Mantan pemimpin China Hu Jintao hadiri pemakaman Jiang Zemin

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Mantan pemimpin China Hu Jintao turut menghadiri upacara pemakaman mendiang pemimpin generasi ketiga China, Jiang Zemin.
Foto: AP
Mantan pemimpin China Hu Jintao turut menghadiri upacara pemakaman mendiang pemimpin generasi ketiga China, Jiang Zemin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Mantan pemimpin China Hu Jintao turut menghadiri upacara pemakaman mendiang pemimpin generasi ketiga China, Jiang Zemin. Jiang wafat pekan lalu dan dimakamkan Selasa (6/11/2022) di Beijing.

Hu sebagai mantan pemimpin Partai Komunis China (PKC) sebelumnya juga melihat upacara kremasi Jiang di rumah sakit militer Beijing pada Senin. Pria berusia 79 tahun itu menunjukkan penampilan pertamanya sejak ia digiring keluar pada sesi penutupan Kongres Partai Komunis ke-20.

Saat di Kongres penting China Oktober lalu, Hu dikawal dari kursinya di sebelah Xi. Dia tampak bingung dan terlihat menantang saat dia dibawa keluar ruangan.

Media pemerintah mengatakan, Hu sakit dan perlu istirahat. Namun insiden itu memicu spekulasi yang merajalela dan dipandang sangat simbolis dari pembersihan politik yang dipimpin Xi pada pertemuan itu. Ini menandai bahwa kongres itu mengusir tokoh-tokoh oposisi potensial termasuk semua anggota Liga Pemuda Komunis saingan yang dipimpin fraksi Hu.

Terlepas dari hal itu, di bawah pemerintahan Xi yang semakin otoriter dan latar belakang protes terkait kebijakan nol-Covid pekan lalu, keamanan pemakaman Jiang disiagakan tinggi di seluruh negeri. Upacara pemakaman publik dihadiri oleh elit politik China dimulai pukul 10.00 di Aula Besar Rakyat Beijing.

Pemakaman itu dihiasi potret raksasa mendiang pemimpin Jiang Zemin serta slogan-slogan yang memuji dia hingga pajangan bunga besar-besaran. Di salah satu sisi auditorium tergantung sebuah spanduk bertuliskan: "Jiang Zemin adalah abadi". Karangan bunga tengah bertuliskan: "Anda akan selalu hidup di hati kami".

"Dia mengabdikan seluruh hidup dan energinya untuk rakyat China, mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan nasional, pembebasan rakyat, kemakmuran nasional, dan kebahagiaan rakyat," kata Presiden China Xi Jinping di hadapan hadirin di aula pemakaman, dikutip laman Guardian, Selasa.

Xi melanjutkan bahwa pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, badai politik yang serius terjadi di dalam dan luar negeri, dan sosialisme dunia mengalami komplikasi yang parah. Beberapa negara barat memberlakukan apa yang disebut 'sanksi' terhadap China.

"Komite Pusat CPC [Partai Komunis China] menyerukan kepada seluruh partai, tentara dan rakyat dari semua kelompok etnis di China untuk mengubah kesedihan menjadi kekuatan," kata Xi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement